Rabu, 10 Juni 2015

Menyantap Lemang di Perlintasan Medan-Tebing

Menyantap Lemang di Perlintasan Medan-Tebing : aktual.co
Kios Lemang Ajo milik Eli


"Ya, beginilah kondisinya bang, ini juga kadang-kadang kiosnya kita bongkar pasang, cuma kita tetap yakin meski sederhana dagangan kita ini cukup digemari kok, " ujar Eli.


Medan, Aktual.co — Saat anda di jalur Medan menuju Tebing Tinggi atau sebaliknya, pemandangan kios-kios kecil akan sangat akrab menanti persinggahan anda yang sedang melintas di jalur ini.

Berada di Kelurahan Rambutan, kabupaten Serdang Bedagai, tepatnya sebelum memasuki Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, berjarak 20  Km dari Kota Medan, kios-kios kecil sederhana milik para pedagang jajanan lemang ini, sudah ada sejak lima tahun silam.

Meski dengan kondisi keterbatasan, bahkan beberapa kios tak sanggup menyediakan fasilitas tempat duduk bagi para pengunjung, namun kesederhanaan itu akan terbayar, saat anda merasakan lezatnya jajanan lemang asli Kota Tebing Tinggi ini.

"Ya, beginilah kondisinya bang, ini juga kadang-kadang kiosnya kita bongkar pasang, cuma kita tetap yakin meski sederhana dagangan kita ini cukup digemari kok, " ujar Eli (35), salah seorang pedagang lemang ajo kepada aktual.co (3/11).

Lemang yang terbuat dari bahan beras ketan dan dibakar dengan bambu kecil berukuran 30cm yang dijajakan seharga Rp10.000, per batang ini rasanya akan semakin lengkap dengan campuran selai semisal srikaya yang juga disediakan ditiap kios, dan dijual seharga Rp5.000 per toples kecilnya.

Pedagang yang menjajakan lemang lezat ini, ternyata bukan diolah sendiri, melainkan masih membelinya dari para pembuat lemang, dengan kesepakatan bagi hasil antara pedagang dan produsen lemang.

"Kalau saya dari pak Samijo lemangnya bang saya dapat, kita bagi hasil, untuk tiap lemang yang terjual saya dapat Rp1.500 dan Rp7.500 buat pak Samijo,  Untungnya kecil bang, cuma ya kita jalani saja," ujar Eli.

Dikisahkan Eli, setiap hari dirinya paling mampu menjualkan hanya 30 batang lemang saja, dari pagi hingga pukul 6 sore.

"Ya, dari pagi sampai jam enam bang, tiap hari cuma 30 batang kita pesan bang, kalau habis ya kita dapat untung, tapi kalau ada sisa yang tidak laku gak boleh kembali sama pembuat, ya kita yang nanggung rugi " kata Eli.

Ironisnya, para pedagang kecil ini bukannya mendapat perhatian dari pemerintah setempat, malah secara rutin setiap hari  para petugas Satpol PP datang menagih Rp2.500 per tiap kios tanpa diketahui kemana uang itu akan diserahkan.

"Sebenarnya kita masih masalah sama sapol PP bang, kita kan dilarang disini, cuma anehnya mereka (Satpol PP-red) tiap hari mengutip Rp2.500 dari tiap kios, dan kita gak tau uang itu untuk apa? " keluh Eli.

Pantauan aktual.co, sekitar 30an kios pedagang lemang berjejer disepanjang jalur perlintasan Medan -Tebing ini. Dimana mayoritas para pedagang, menggunakan label Lemang Ajo dan Lemang Putri dan Lemang Widya.

0 komentar:

Posting Komentar