Kamis, 11 Juni 2015

Yuk, Kita Nikmati Seduhan Teh di Pagilaran

Yuk, Kita Nikmati Seduhan Teh di Pagilaran : aktual.co 
               Agrowisata Pagilaran 

"Pagilaran yang cukup dikenal di Jawa Tengah ini terletak ±10 Km dari jantung Kota Batang, tepatnya di Desa Keteleng Kecamatan Blado Kabupaten Batang Jawa Tengah."

Semarang, Aktual.co — Ada sebuah lokasi agrowisata yang punya perjalanan sejarah cukup panjang bersejarah yang harus Anda kunjungi di Jawa Tengah, Agrowisata Pagilaran, Batang.

Pagilaran yang cukup dikenal di Jawa Tengah ini terletak ±10 Km dari jantung Kota Batang, tepatnya di Desa Keteleng Kecamatan Blado Kabupaten Batang Jawa Tengah.

Semasa penjajahan Belanda, Pagilaran ditanami Kopi dan Kina. Akan tetapi hasilnya kurang memuaskan sehingga oleh E. Blink pemiliknya diganti tanaman teh pada tahun 1899. Pada masa ini Perkebunan teh mengalami perkembangan pesat yang ditandai dengan perkembangan perluasan areal perkebunan. Namun, kegiatan usaha Maskapai ini berhenti total menyusul musibah kebakaran yang terjadi pada tahun 1920. Kegiatan usaha baru berjalan setelah diambil alih oleh Perusahaan Inggris pada tahun 1928 sehingga Perkebunan Pagilaran digabungkan dengan P dan T LAND's (Pemanukan dan Tjiasem) dibawah manajemen yang sama.

Pada masa inilah pembangunan sarana kabel ban untuk mempermudah pengangkutan pucuk teh ke pabrik pengelolahan teh di mulai. Setelah kekalahan sekutu dari Jepang pada perang Asia Timur Raya maka perkebunan dikuasai oleh penduduk Jepang dan sebagai areal perkebunan diganti dengan tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan tentara Jepang dalam perang dunia II. Keadaan ini berlangsung hingga tahun 1947. Pada kurun waktu 1947-1949 perkebunan kembali ke tangan perusahaan Inggris dan dilakukan pembangunan dengan peralatan lama yang masih tersisa akibat perusakan selama pendudukan Jepang.

Pada tanggal 23 Mei 1964 melalui keputusan menteri PTIP, Prof. Ir. Toyib Hadi Wijaya perkebunan diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM untuk dijadikan sebagai sarana penunjang penyelenggaraan pertanian. Selanjutnya nama perusahaan diganti dengan Perusahaan Negara (PN) Pagilaran dan pengelolahannya diserahkan kepada Yayasan Pembina Fakultas Pertanian UGM. Kemudian pada tanggal 1 Januari 1974 status perusahaan diganti dari PN Pagilaran menjadi PT Perkebunan, Perindustrian, Perdagangan dan Konsultasi Pagilaran. Perusahaan itu akhirnya mengalami perkembangan yang cukup pesat dan menjadi salah satu sentra pengembangan perkebunan di Indonesia.

Sejak tahun 1985 dan masih berjalan hingga saat ini, pemerintah mempercayakan pengembangan PIR di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur kepada PT Pagilaran dengan fokus pada komoditas teh di dataran tinggi dan kakao di dataran rendah. Tiga Pabrik pengolah teh hitam (satu di Batang, satu di Pekalongan, dan satu di Banjarnegara) satu Pabrik pengelolahan teh hijau dan satu pabrik pengelahan kakao di DIY.  

Menurut Kasi Usaha Agrowisata PT Pagilaran, Suwondo mengatakan, "PT. Pagilaran  selain memproduksi teh yang sudah masuk Pasar Internasional ke Eropa, Amerika dan Jepang juga menyediakan Agrowisata yang siap memanjakan mata dan menenangkan hati diantaranya, Air Terjun Binorong, Kebun Binatang Mini, Play Ground, Camping Area, Telaga Biru dan Flying Fox".

"Disamping itu, juga menyediakan Konvensi Indoor, Natural Konvensi dan juga peninggalan sejarah Belanda seperti Rumah, Kopel, Kerata Gantung, Bak Air Sijenang, dan lainnya," imbuhnya saat menjelaskan kepada Aktual.co di Kantor Argowisata PT. Pagilaran, Rabu (19/12).

Bila Anda ingin menikmati pesona Agrowisata Pagilaran, dengan kendaraan umum dari arah Batang-Bandar-Blado-Pagilaran, kemudian bila menggunakan kendaraan pribadi/travel (Tour Wisata) dari Yogyakarta Lewat Temanggung memakan waktu ± 2,5 jam dan dari Solo ± 4,5 jam.

Sedangkan untuk tiket masuk per orang  cukup menyediakan uang sebesar Rp2.150 sudah termasuk asuransi. Bagi pengunjung yang jauh disediakan 3 buah Wisma untuk 100 orang dengan tarif 60.000 sampai 80.000 per malam dan 4 homestay berkapasitas sampai 60 orang juga dilengkapi fasilitas air panas dengan tarif Rp250 ribu per malam, ruang rapat dengan kapasitas 50 orang dan gedung pertemuan berkapasitas 500 orang.

Bila Anda pengemar olahraga, tersedia juga lapangan tenis, badminton, sepakbola, volly ball dan billiard. Begitu juga bila Anda ingin menguji andrenalin disediakan flying fox. Yang tak kalah menarik, Anda bisa memetik teh sendiri kemudian melihat langsung produksinya setelah itu dapat segera dinikmati teh asli Pagilaran.

Saat malam hari juga diramaikan dengan aksi-aksi kesenian tradisional asli Pagilaran antara lain, Lengger Tradisional, Lengger Kesenian Baru, Kuntulan, Kuda Lumping, Karaoke dan lainnya. (Sumber)

0 komentar:

Posting Komentar