Kamis, 25 Juni 2015

Daya Tarik Wat Pho dan Wat Arun – Paket Wisata Religi di Thailand

Wat Pho ini merupakan wat yang terbesar dan tertua di Bangkok. Wat ini juga merupakan tempat bernaungnya ribuan patung buddha dan sebuah patung raksasa berlapis emas, The Reclining Buddha (patung Buddha berbaring) yang panjangnya 43 meter dengan tinggi yang mencapai 15 meter, mata dan kakinya terbuat dari kerang mutiara, bertuliskan 108 ciri agung Buddha.


Dahulu, tempat ini merupakan pusat pendidikan pengobatan tradisional ala Thailand, dan sampai saat ini tempat pendidikan pijat tradisionalnya masih ada.

Sebenarnya wat ini dibuat sebagai restorasi sebuah wat sebelumnya yang sudah lebih dulu ada di situs yang sama, yaitu Wat Phodharam. Wat ini mulai dikerjakan pada tahun 1788, lalu wat ini mengalami pemugaran dan perluasan pada masa pemerintahan Raja Rama III , dan dikembalikan lagi pada tahun 1982.


Nama resmi wat ini adalah Wat Phra Chettuphon Wimon Mangkhlaram, namun di kalangan wisatawan wat ini lebih dikenal sebagai Temple of The Reclining Buddha. Kompleks Wat Pho ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan. Area di sebelah utara adalah tempat dimana anda bisa menemukan The Reclining Buddha dan tempat pendidikan pijat tradisional Thai. Sedangkan area sebelah selatan adalah tempat dimana anda bisa menemukan Tukgawee, sebuah biara tempat para biksu tinggal dan belajar disana.


Di luar kuil anda bisa menemukan hamparan 91 buah chedi (bangunan mirip stupa), 4 vihara, dan satu tempat yang menjadi pusat tempat suci. Di sekeliling kompleks ini terdapat 16 gerbang yang dijaga oleh sebuah batu berukir dari China yang berukuran sangat besar. Hm, semua objek yang ada disini benar-benar membuat kamera anda akan terus kelaparan :D. Belum lagi jika anda masuk ke kuil utama tempat patung Reclining Buddha berada. Fiuh, anda akan dibuat pusing untuk memilih objek yang pantas untuk anda simpan sebagai kenang-kenangan.

Di sepanjang koridor anda bisa menemukan 108 buah mangkuk perunggu yang melambangkan karakter Buddha. Beberapa wisatawan terlihat menjatuhkan beberapa buah koin ke dalamnya. Ada yang percaya bahwa hal ini akan mendatangkan keberuntungan, dan beberapa diantaranya melakukan hal tersebut hanya untuk memberikan sumbangan kepada para biarawan dalam merawat wat-nya ini.


The Reclining Buddha adalah kunci dari perjalanan anda di Wat Pho, sebab patung Buddha yang sedang berbaring ini adalah pusat perhatian sekaligus menjadi daya tarik utama di wat ini. Tidak lengkap rasanya jika ke Wat Pho tanpa melihat patung The Reclining Buddha secara langsung. Juga jangan lupa untuk melihat-lihat paviliun tempat pendidikan medikal ala Thailand berada.

Wat Pho ini tepatnya berlokasi di Chetuphon dan Tha Wang Road, yang datang dari Grand palace langsung bisa jalan kaki menuju kompleks Wat Pho. Namun untuk mereka yang tdak sempat menyambung perjalanan dari Grand Palace ke Wat Pho bisa menggunakan feri Tha Tien N8, lalu berjalan di Tha Wang Road. Harga tiket masuk sebesar 50 baht, cukup murah bukan.

Nah, selain Wat Pho, ada lagi nih yang menjadi salah satu landmark di Bangkok. Dia adalah………Wat Arun.


The Temple of Down, begitulah para turis menyebutnya. Wat ini terkenal dengan keindahannya ketika diterpa cahaya fajar dan senja hari, apalagi jika dilihat dari sudut sungai Chao Phraya. Hm, benar-benar romantis… ;). Nama Arun itu sendiri diambil dari nama salah satu Dewa di India, yakni Dewa Arun atau Dewa Matahari.

Wat Arunratchawararam Ratchaworamahavihara, atau yang biasa kita dengar sebagai Wat Arun, adalah kuil yang sudah ada selama bertahun-tahun ketika ibukota Thailand masih berada di Ayutthaya. Pada saat itu wat ini dikenal sebagai Wat Makok karena letaknya yang berada di Tumbol Bangmangkok.


Kemudian pada saat ibukota dipindahkan ke Thon Buri, Raja Rama I merubah nama tempat ini menjadi “Wat Chaeng”. Hingga di masa pemerintahan Raja Rama II, kuil ini dipugar dan ditambah hingga mencapai 70 meter dan memberinya nama baru, yakni “Wat Arunratchatharam”. Kemudian, di masa pemerintahan Raja Rama IV, kuil ini kembali mengalami restorasi dan kembali berubah nama menjadi “Wat Arunratchawararam” dan belum berubah hingga saat ini tetap menjadi Wat Arun yang kita kenal sekarang ini.

Daya tarik utama Wat Arun ini adalah Phra Prang yang ada di tengah-tengah kompleks Wat Arun. Dengan arsitektur menara bergaya Khmer (arsitektur khas Kamboja), ditambah dengan porselen warna-warni yang selalu berkilauan jika diterpa cahaya sunset dan menampilkan siluet yang indah saat matahari sedang terbit ataupun tengah tenggelam.


Tinggi Phra Prang ini mencapai 250 kaki dengan keliling menara 234 meter, dimana di setiap sudutnya terdapat empat Prang yang lebih kecil mengelilingi Prang ditengah yang tinggi menjulang. Keempatnya dihiasi oleh kerang dan potongan porselen yang menawan.
Di Prang ini juga disediakan tangga menuju ke balkon yang ada di atas menara, dari atas anda bisa menyaksikan pemandangan kota Bangkok 360 derajat. Hanya saja anak tangga yang harus anda lalui cukup curam dan sempit. Tapi hal ini membuat siapa saja tertantang demi mengetahui seperti apa view di atas sana.


Di samping Phra Prang itu terdapat aula dengan patung Buddha Niramitr, di pintu masuknya terdapat atap dengan sebuah menara di tengahnya di dekorasi dengan keramik berwarna dan diatur mirip bangunan khas di Cina. Dua Patung Yakhsa di pintu masuk Ubosot adalah Sahassa Deja (putih) dan Thotsakan (hijau) melambangkan iblis Rahwana dalam cerita Ramayana. Patung ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Rama V.Prang di tengah ini melambangkan Gunung Meru dalam kosmologi India, dan Prang kecil yang ada di setiap sudutnya melambangkan Dewa Angin, Phra Pai. Dan menurut berbagai sumber, puncak menara yang yang berbentuk 7 cabang trisula itu melambangkan Trisula Siwa. Di sekeliling dasar menara menggambarkan hewan-hewan dan tokoh tentara Cina jaman dulu. Di teras ke-dua ada empat patung Dewa Indra yang sedang mengendarai Erawan, gajah berkepala tiga.


Lokasi Wat Arun sendiri tidak begitu sulit untuk ditemukan karena lokasinya tepat berada di tepi sebelah barat Sungai Chao Phraya, berseberangan dengan Tha Thien Pier. Untuk mencapainya anda bisa mengambil jalur dari Jalan Arun Amarin di sisi Thon Buri atau dengan naik feri Tha Thien N8 yang berada di belakang kompleks Grand Palace.

Wat ini buka mulai dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore, setiap hari. Harga tiket masuknya sekitar 50 Baht. Anda yang berminat berkunjung sebaiknya datang pagi hari, sehingga anda puas menikmati wat-wat yang ada dan saat anda pulang di sore hari melalui sungai Chao Phraya, maka anda akan menemukan pesona Wat Arun yang sebenarnya. Oh ya, jangan lupa persiapkan lotion, energi yang cukup, dan yang tidak kalah adalah…kamera :D.

Hm, perjalanan menikmati kedua wat ini akan serasa begitu romantis dan bermakna jika anda pergi bersama keluarga, teman, atau dengan pasangan anda… ;)

So, have a nice trip!

 

0 komentar:

Posting Komentar