Wisata Arab: Masjid Terapung Menakjubkan di Kota Jeddah.

Masjid satu ini boleh jadi merupakan Masjid paling populer di kota Jeddah bagi para jemaah Haji atau pun jemaah Umroh, termasuk jemaah dari Indonesia.

Angel Falls” di Venezuela Jadi Daya Tarik Turis

Aliran air di Angel Falls ini langsung jatuh tanpa terhalang bebatuan atau pun merambat ke dinding bebatuan, airnya langsung meluncur sejauh 807 meter dan dari aliran air Sungai Gauja. Lokasi air terjun ini agak terpencil dikelilingi hutan hijau yang lebat dan padang rumput.

Wisata Syariah Pengaruhi Daya Jual Pariwisata NTB

Wacana ‘branding’ baru sebagai wisata syariah, menurut sejumlah pihak, dapat mempengaruhi daya jual pariwisata NTB di mata dunia.

Inilah Tempat Wisata dan Rohani Pilihan di Timor Leste

Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa’e), yang sebelum merdeka bernama Timor Timur merupakan negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat.

Danau “Mutiara Siberia” Jadi Andalan Rusia, Ini Obyek Wisata Menarik Lainnya

Beberapa tempat wisata lain di Rusia selain danau mutiara...

Selasa, 07 Juli 2015

Yuk, Kunjungi Obyek Wisata Terindah di Uni Emirat Arab

Jumeirah Beach, di Uni Emirat Arab


Jakarta, Aktual.co — Uni Emirat Arab (UEA) merupakan sebuah negara federasi dari tujuh Emirat yang kaya akan minyak bumi. Tujuh Emirat ini adalah, Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras Al-Khaimah, Sharjah dan Umm Al-Qaiwain.

UEA mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan masyarakat Arab lain di seluruh dunia. Pemerintah berdedikasi untuk mempertahankan unsur-unsur tradisional dalam kesenian dan kebudayaan termasuk melalui Yayasan Kebudayaan Abu Dhabi.

Perubahan dalam kehidupan sosial juga berubah – dimana perasaan terhadap kaum wanita juga berubah- dan olahraga-olahraga baru sedang populer di sana, di samping balap unta.

Uni Emirat Arab juga memiliki dua kota ikon negara, yaitu Abu Dhabi dan Dubai. Keunggulan wisata dimiliki oleh Dubai karena Dubai mengandalkan sektor perdagangan jasa dan investasi untuk pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut berbeda dengan Abu Dhabi yang mengandalkan perdagangan minyak.

Berikut beberapa tempat wisata yang dapat Anda kunjungi di UEA:

1.Burj Al Arab
Burj Al-Arab adalah sebuah Hotel mewah yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab. Bangunan Burj al-Arab, didesain oleh Tom Wright, mencapai ketinggian 321 meter, 66 lantai dan adalah bangunan tertinggi yang sepenuhnya digunakan sebagai Hotel.

Bangunan ini berdiri di sebuah pulau buatan yang berada 280 m lepas pantai di Teluk Persia. Burj al-Arab dimiliki oleh Jumeirah. Hotel ini sering disebut sebagai hotel bintang 7. Hal ini dianggap sebuah hiperbola oleh orang-orang di bidang pariwisata.
2. Jumeirah Beach
Pantai Jumeirah yaitu, pantai paling terkenal di Dubai. Pantai ini membentang sampai 7 Km, dibagi menjadi tujuh Pantai dan pantai masing-masing membentang panjang berkilometer.  Dua pantai menyatu di masing-masing Jumeirah Park, dan Wild Wadi.
3. Burj Khalifa
Ini tidak asing lagi kan. Ya, gedung yang menyentuh awan menara paling tertinggi di Dunia yaitu Burj Khalifa. Burj Khalifa adalah contoh arsitektur tertinggi dan paling menakjubkan.

Menara setinggi 153 lantai menyentuh langit di kota Dubai. Bangunan ini termasuk bagian dari Hotel, ruang kantor, hunian Apartemen dengan semua fasilitas kemewahan.

4. Dubai Marina
Dubai Marina merupakan sebuah distrik di jantung kota yang telah dikenal sebagai ‘Dubai baru’.  Ini adalah salah satu kota model terbaik di dunia.

Tahap pertama telah selesai dan berikutnya sedang dalam pembangunan. Setelah tahap tersebut selesai, akan menjadi distrik yang paling maju di negara bagian Dubai.
5. Palm Jumeirah
Palm Jumeirah memiliki segala yang dibutuhkan untuk menikmati liburan yang luar biasa. Termasuk di dalamnya adalah nama-nama hotel terkenal di dunia, tempat-tempat wisata yang menakjubkan, fashion mewah dan pusat perbelanjaan.

Apakah Anda hanya ingin bersantai atau melibatkan diri dalam liburan yang penuh rekreasi dan hiburan, ini adalah tempat yang benar-benar inspiratif untuk dikunjungi.


Jejak Islam Menakjubkan di Mesir (2): Megahnya Masjid Al Azhar & Al Hussein

Masjid Al Azhar, di Mesir


Jakarta, Aktual.co — Diberitakan Aktual.co sebelumnya, berikut beberapa peninggalan tempat-tempat berejarah di Mesir yang saat ini dijadikan objek wisata, seperti:
Masjid Al Azhar
Terletak di tengah-tengah kota Kairo, Masjid yang berada di depan Universitas Al-Azhar ini adalah Masjid pertama yang dibangun oleh Dinasti Fathimiyyah.

Kesan pertama saat Anda melihat Masjid Al-Azhar pastilah megah karena bangunan dan menaranya yang indah. Di sini banyak terdapat benda-benda kuno berusia ratusan tahun.

Masjid Al-Hussein
Masjid terluas di Kairo ini juga merupakan monumen Islam sehingga banyak umat Islam dari seluruh penjuru dunia menyempatkan datang ke sini saat berkunjung ke Mesir.
Masjid Al-Hussein sejak lama telah dinobatkan sebagai masjid negara.

Gereja di Kota Kairo
mengunjungi kota kairo tua untuk melihat gereja gantung, gereja abu serga. tempat pengungsian keluarga kudus ketika dikejar Raja Herodes. Sinagoge Ben Ezra,tempat dimana musa diambil oleh Raja Firaun dari sungai nile.

Dan, untuk mengunjungi Gereja Alkitab terapung dan Gereja Sampah (st.simon the tunner). kemudian menuju benteng kairo untuk melihat Masjid tercantik di dunia.


Jejak Islam Menakjubkan di Mesir (1): Masjid Imam Syafi’i & Mohamed Ali

Masjid Imam Syafi'i


Jakarta, Aktual.co — Mesir adalah negara yang banyak meninggalkan sejarah-sejarah keagaamaan. Diantaranya, sejarah Islam, Kristen dan juga kaum Yahudi.

Mesir, terletak di wilayah Timur Tengah, dan merupakan negara dengan dinasti tertua di dunia. Sebelum ada bangsa Tiongkok dan bangsa lainnya. Peradaban Mesir telah dimulai sejak 7.000 tahun yang lalu sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa setiap jengkal tanah di Mesir menyimpan peristiwa sejarah tersendiri.

Ada beberapa peninggalan tempat-tempat berejarah di Mesir yang saat ini dijadikan objek wisata, misalnya:
Masjid Imam Syafi’i
Masjid dengan kubah besar yang terbuat dari kayu tersebut merupakan salah satu masjid tua di Kairo. Di dalamnya terdapat makam Imam Syafi’i.

Masjid yang satu ini banyak dikunjungi umat Islam di dunia terutama dari Indonesia karena banyak Muslim Indonesia yang menganut Islam aliran Syafi’i.
Benteng Salahuddin Ayyubi
Benteng tersebut dibangun pada tahun 1183 M oleh Shalahuddin Ayubi untuk mengawasi kota Kairo dari bukit Mukattam. Di benteng ini tersimpan banyak peninggalan sejarah seperti Masjid Alabaster, Masjid Sulaiman Pasha dan Dinding Yosep.
Masjid Mohamed Ali
Masjid ini sering disebut sebagai Masjid pualam karena dindingnya yang memang dilapisi dengan pualam. Terletak di Benteng Salahuddin Ayyubi, Masjid ini dibangun pada tahun 1830 M mengadaptasi model Ottoman dengan kubah megan setinggi 52 meter.

Dua menara yang tak kalah tinggi yaitu 82 meter terletak di halamannya pun menghiasi masjid tersebut. Dari tempat ini, Anda dapat menikmati keindahan kota Kairo, Sungai Nil, bahkan piramida. Bersambung……


Bingung Nikmati Kuliner di Akhir Pekan?, Warung Makan di Cibubur Ini Bisa Jadi Solusinya

Menu di Warung Cuex Bebex

 
Jakarta, Aktual.co — Bagi pecinta kuliner, Warung Cuex Bebex yang berlokasi di kawasan lapangan Tembak Cibubur, kira-kira 50 meter dari Kelurahan Cibubur ini (sebelum jalan Arundina), patut Anda sambangi.

Dimana warung yang menyajikan menu bebek goreng khas Surabaya dengan rasa renyah, gurih, empuk dan tidak berbau  amis tersebut selalu ramai didatangi pengunjung setiap harinya.
Belum lagi, tambahan sambal gorengnya pun sangat nikmat dan pedas. Pastinya ‘nampol’ di lidah Anda jika disantap bersamaan dengan nasi ditambah bebek goreng satu ini.
Boleh dikatakan, Warung Cuex Bebex yang terletak di kawasan Cibubur merupakan cabang dari warung bernama yang sama yang berada di kawasan Cijantung Jakarta Timur. Warung ini buka setiap hari mulai pukul 17.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB.

Meskipun, lokasinya berada di pinggir jalan, di Warung Cuex Bebex ini terdapat dua pilihan ukuran bebek goreng yang bisa Anda coba, yakni mulai dari ukuran normal dan porsi besar.
Satu paket bebek goreng lengkap dengan nasi dan lalapan dibandrol dengan harga Rp16 ribu untuk ukuran kecil. Sedangkan untuk ukuran besar dipatok dengan harga Rp26 ribu plus nasi.


The Great Wall of China, Pesona ‘Tubuh Naga’ di Lembah Tiongkok

Pesona Tembok Besar China


Jakarta, Aktual.co — Berkunjung ke Tiongkok tanpa menyambangi Tembok Besar Cina bak sekolah tanpa ijazah, saking amazing-nya kawasan wisata yang satu ini, pengunjung dari berbagai belahan dunia selalu menyematkan namanya diurutan pertama daftar destinasi mereka.

The Great Wall atau Tembok Besar ini dibangun sepanjang 6400 km, dari Sanhai Pass di timur hingga ke Lop Nur bagian barat. Tingginya mencapai 8 meter, lebar bagian atas 5 meter dan bagian bawah 8 meter. Setiap 180-270 meter dibuat semacam menara pengintai yang tingginya antara 11-12 meter.
Tujuan utama dibuatnya Great Wall ini adalah untuk mencegah serbuan bangsa Mongolia dari sebelah utara pada waktu itu. Konon tembok ini dibuat sebelum 2000 tahun sebelum masa dinasti, pembangunannya terus dilakukan hingga zaman Dinasti Qin, dinasti pertama Cina, lalu dikembangkan oleh Dinasti Sui, dan dipugar kembali oleh Dinasti Ming. Pembangunan tembok ini dari Dinasti ke Dinasti, merupakan upaya kolektif yang telah dikerjakan oleh jutaan orang selama berabad-abad.

Awalnya dibangun dari rumput, batu, kayu dan tanah. Pada saat Dinasti Ming baru menggunakan batu bata.  Renovasi terbaru atas Great Wall ini dilaksanakan pada thn 1982-1986 oleh Pemerintah RRC.
Saat ini Tembok raksasa menjadi obyek wisata dunia dimana setiap hari ribuan orang mengunjunginya. Dunia mengakui bahwa Great Wall ini adalah suatu keajaiban arsitektur dan warisan budaya kuno Cina yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat gemilang. Great Wall ini dianggap sebagai salah satu keajaiban dunia, dan pada tahun 1987 oleh UNESCO, atau The Heritage World. The Great Wall memiliki  belasan  pintu masuk dari berbagai sisi yang berlainan.

Jika Anda pernah mengunjunginya melalui Badaling yang merupakan akses favorit para wisatawan (70 km dari pusat kota Beijing), cobalah mengaksesnya melalui pintu gerbang di Mutianyu, salah satu dari akses menikmati pemandangan Tembok Cina yang konon bak tubuh Naga yang meliuk-liuk itu.
Pintu masuk melalui Mutianyu terletak di distrik Huairao, berjarak kurang lebih 80 km arah utara dari pusat kota Beijing. Akses ini dikenal akses baru dan masih jarang digunakan wisatawan, jadi anda bisa menikmati dan mengabadikannya lebih personal.

Untuk menikmati Great Wall di Mutianyu, kita diberikan tiga opsi, mendaki alias jalan kaki, atau menggunakan Cable Car alias kereta gantung, atau naik lift yang pasti tanpa repot, hanya saja harus mengeluarkan kocek tambahan. Great Wall dari Mutianyu bukan hanya menawarkan seni batu bata yang meliuk-liuk, bonus lainnya adalah pemandangan ngarai hijau yang membentang sepanjang sisi untaian Tembok raksasa tersebut.

Cina tak hanya Beijing saja, anda masih bisa menyusuri Cina bagian lainnya, seperti Shanghai yang menjadi kota metropolitan terbesar di Cina, kemudian anda bisa get lost ke Shenzen, Makau, HK di sebelah timur, ada 1000 patung Terracota Warrior di Shanxi, Cina tengah, atau pegunungan Chengdu di utara. Mau yang lebih menakjubkan lagi, anda bisa meneruskan perjalanan ke Tibet dengan rute Chengdu – Lhasa, yang merupakan jalur kereta api tertinggi di dunia.


Sisa Bangunan Masa Penjajahan di Angola Jadi Daya Tarik Turis Asing

Museum Perbudakan di Republik Angola


 Jakarta, Aktual.com — Republik Angola merupakan sebuah negara yang terletak di wilayah Afrika bagian barat daya. Angola berbatasan dengan Namibia, Republik Demokratik Kongo, Zambia dan Samudra Atlantik.

Cabinda, sebuah provinsi Angola berbentuk eksklave, berbatasan dengan Republik Kongo. Luas wilayah Angola hampir dua kali luas pulau Borneo; menempati peringkat ke-22 sedunia (setelah Niger dan sebelum Mali).

Negara ini merupakan salah satu produsen kopi utama di dunia dan termasuk negara terkaya di Afrika berkat sumber alamnya, terutama bijih besi, intan, dan tembaga.

Tak hanya itu, negara ini nyatanya juga memiliki beberapa tempat wisata menarik yang menjadi tujuan para turis mancanegara.

Luanda City
Ibu kota Angola, Luanda, ternyata mengalahkan Tokyo sebagai kota termahal bagi para ekspatriat. Survei terbaru dari Mercer menyebutkan, bahwa biaya hidup di kota kaya minyak berkatogeri miskin di benua Afrika itu sangat mahal.

Dalam survei tahunan terbaru Mercer Worldwide Survey Cost of Living yang dirilis kemarin, Tokyo, yang dikenal sangat teratur dalam tata kota dan kesehariannya, harus puas di posisi kedua setelah Luanda. Kota Afrika lainnya Ndjamena (Chad), yang sarat kekerasan berada di peringkat ketiga kota termahal di dunia.

Survei yang dilakukan terhadap 214 kota di lima benua itu mengukur perbandingan sekitar 200 item biaya hidup dalam setiap lokasi. Menurut Mercer, pada survei tahun ini kota- kota di negara berkembang sebenarnya lebih mahal bagi ekspatriat untuk ditinggali, dibanding kota di negara Barat seperti New York atau Washington DC.

Augostinho Neto Mausoleum
Di Luanda,  Anda wajib melihat struktur tugu seperti, menjulang penembakan di atas seluruh kota. Jika Anda penasaran ingin tahu apa itu dan mengapa itu ada, ini adalah makam yang didedikasikan untuk Augustinho Neto, Presiden pertama Angola yang membantu dalam perjuangan kemerdekaan Angola.

Fortaleza de São Miguel
Dibangun pada 1576, wilayah itu menjadi pusat administratif Luanda selama bagian awal pemerintahan kolonial dan merupakan kota mandiri untuk garnisun militer awal dan memegang tempat penting bagi budak. Ini berisi ubin dinding berornamen rincian sejarah kota bersama dengan banyak relik, seperti meriam dan sel-sel induk asli budak

National Museum of Slavery (Museum Perbudakan)
Museum ini memiliki banyak foto dari para budak dan Luanda selama hari-hari perbudakan. Bangunan museum adalah Capa de Casa Grande, yang mana mereka dibaptis budak sebelum mengirimkan mereka ke Amerika.
National Museum of Natural History
Sebuah museum yang dipenuhi dengan ribuan spesies hewan, termasuk ikan, burung, crustaceons, dan serangga. Banyak dari hewan langka yang ditampilkan, dan beberapa bahkan punah. Museum ini melakukan pekerjaan impecable menampilkan jumlah besar organisme beragam yang mendiami dan sekali dihuni bangsa ini
Fortaleza de São Pedro da Barra
Sebuah benteng yang melayani berbagai keperluan sepanjang sejarah. Awalnya dibangun pada abad ke-17 untuk melindungi daerah tersebut dari penjajah. Ketika perdagangan budak dimulai, kemudian digunakan sebagai menyimpan untuk para budak sampai mereka siap untuk mengirim mereka pergi.

Sepanjang Angola perjuangan untuk kemerdekaan melawan Portugal dari 1961-1975, bertempat benteng nasionalis yang ditangkap dan kemudian dipaksa menjadi kamp kerja paksa

Serunya Safari Malam dan Keindahan Masjid di Brunei Darussalam


Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien di Brunei Darussalam


Jakarta, Aktual.com — Brunei Darussalam menjadi negara di kawasan Asia Tenggara. Negara ini memang tidak besar, luasnya hanya 5.765 Km2. Namun demikian, negara ini terkenal akan kekayaan dan kemakmurannya, serta ketegasannya dalam menjalankan syariat Islam.

Bentuk pemerintahannya yakni, Monarki Absolut, dimana dipimpin oleh seorang Sultan (Hasanah Bolkiah). Penduduk negara ini terdiri dari bangsa Melayu, Tionghoa dan sebagian kecil Ekspatriat yang berasal dari Inggris dan Australia. Agama yang dianut sebagian besar adalah Islam dan beberapa agama lain yaitu Budha dan Kristen.

Semantara itu, bahasa resmi yang digunakan yakni, bahasa Melayu. Selain itu ada bahasa Tionghoa dan Inggris. Kebudayaan di negara ini dipengaruhi kuat oleh budaya dari Hindu dan Islam. Sektor pendapatan terbesar adalah dari sektor minyak dan gas alam.

Tak hanya itu, meski negara Brunei tak sebesar negara lainnya, namun di negara ini memiliki banyak temoat wisata dan bangunan-bangunan menarik yang dapat dikunjungi oleh banyak wisatawan.
Berikut beberapa tempat wisata di Brunei Darussalam:
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien terletak di Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei. Masjid ini dianggap sebagai landmark utama negara Brunei. Masjid ini adalah Masjid termegah di Brunei.

Di malam hari, Masjid ini terlihat sangat indah ketika sedang bersinar dalam gelap. Masjid ini selesai dibangun pada tahun 1958 dengan gaya Islam modern yang menampilkan kubah emas setinggi 52 meter dan menara marmer. Masjid ini memiliki 28 kubah sebagai simbol peringatan kelahiran Sultan Omar Ali Saifuddien III.
Masjid James ‘Asr Hassanil Bolkiah
Masjid James ‘Asr Hassanil Bolkiah adalah masjid terbesar di Brunei. Masjid ini memiliki 29 kubah emas. Masjid ini secara lokal dikenal sebagai Masjid Kiarong dan dibangun untuk memperingati 25 tahun pemerintahan Sultan Bolkiah Hassanil di Brunei. Masjid ini juga terbuka untuk umat non-Muslim setiap hari kecuali hari Kamis.
Kampong Ayer atau Water Village
Adalah sebuah desa prasejarah yang dibangun di panggung di atas Sungai Brunei. Tempat ini termasuk dalam warisan budaya dan sejarah Brunei. Kampong Ayer dikenal sebagai desa air terbesar di dunia dan beberapa orang menyebutnya sebagai ‘Venesia dari Timur’.

Tempat ini adalah rumah bagi sekitar 40.000 warga, yang mewakili sekitar 10 persen dari total penduduk Brunei, dan telah telah dihuni selama sekitar satu milenium.

Tempat ini seperti sebuah kota biasa, tapi terletak di atas air, dengan rumah-rumah yang dibangun di atas panggung dan dihubungkan oleh serangkaian trotoar. Kampong Ayer terletak di Brunei Bay yang dapat dicapai melalui perjalanan singkat dengan taksi air dari daratan Bandar Seri Begawan.

Selain sebagai tempat yang menarik untuk dikunjungi, Kampong Ayer merupakan bagian penting dari budaya Brunei yang melindungi sungainya.
Royal Regalia Building
Royal Regalia Building adalah bangunan yang berisi berbagai koleksi kesultanan Brunei seperti harta karun, kereta kerajaan dan mahkota. Bangunan ini terletak di pinggiran Jalan Sultan Bandar.

Kebanggaan Brunei yang dipamerkan di museum kerajaan ini adalah kereta emas saat penobatan raja Brunei pada tahun 1967. Koleksi lainnya adalah gudang senjata yang memiliki banyak senjata menarik. Anda tidak diperbolehkan membawa kamera Anda dan hanya boleh mengambil foto di area pintu masuk saja.
Istana Nurul Iman
Istana Nurul Iman adalah tempat kediaman resmi Sultan Brunei. Istana mewah ini terletak di bukit di tepi Sungai Brunei, sebelah selatan dari Bandar Seri Begawan dan beberapa mil di luar pusat kota. Istana Nurul Iman berarti Istana Cahaya Iman. Setiap tahun pada akhir Idul Fitri (hari libur Muslim yang merayakan akhir bulan Ramadan) Sultan Brunei membuka gerbang Istana Nurul Iman selama tiga hari perayaan.

Akibatnya, banyak warga Brunei telah melihat di dalam kompleks istana, yang luasnya 200.000 meter persegi. Istana ini selesai dibangun pada tahun 1984 dengan dipenuhi kubah emas dan atap berkubah yang dirancang dengan pengaruh budaya Islam dan budaya Melayu. Istana ini disebut sebagai kompleks perumahan terbesar di dunia.
Taman Nasional Ulu Temborong
Ulu Temburong menjadi Taman Nasional pertama di Brunei yang dilindungi sejak tahun 1991 silam. Ada banyak petualangan yang dapat Anda lakukan di tempat ini. Aktivitas yang paling menarik terdapat di Canopy Walkway di mana Anda dapat melihat hutan hijau dari keinggian lebih dari 60 meter di atas gunung. Untuk mencapai gunung ini Anda harus menggunakan jalan yang dibangun dengan menara baja dan kabel raksasa.

Safari Sungai Brunei
Safari malam di Sungai Brunei adalah kegiatan yang menarik untuk dicoba. Dengan berangkat dari Bandar menggunakan perahu kecil, Anda dapat menyusuri sungai Brunei untuk mencari bekantan dan buaya aneh. Penampakan bekantan di malam hari selalu menghadirkan sensasi aneh.

Sebaiknya Anda membawa obor untuk menghindari buaya yang kadang-kadang panjangnya mencapai lima meter. Jaga tangan Anda agar tidak keluar dari perahu agar aman dari gigitan buaya.



Minggu, 05 Juli 2015

Pulau Surga Tersentuh Ada di Mozambik

Azura Quilalea di Mozambik



Jakarta, Aktual.com — Republik Mozambik menjadi negara di wilayah Afrika bagian selatan yang berbatasan dengan Afrika Selatan, Swaziland, Tanzania, Malawi, Zambia dan Zimbabwe.

Mozambik merupakan anggota Komunitas negara-negara berbahasa Portugis dan Persemakmuran. Ibu kota sekaligus kota terbesarnya ialah Maputo yang terletak di penghujung bagian selatan.

Mozambik terbagi menjadi 11 provinsi. Di antaranya, Cabo Delgado, Gaza, Inhambane, Manica, Maputo (kota), Maputo, Nampula, Niassa, Sofala, Tete, dan Zambezia.

Mozambik memiliki sebuah Resort mewah yang baru, dan tempat tersebut layak untuk dikunjungi! Azura di Qulialea merupakan surga eksklusif di Quirimbas.

Disana, juga ada satwa liar yang mengagumkan, ditambah dengan suhu yang sempurna, Mozambik menjadi tempat yang sayang jika dilewatkan. Banyak paket liburan yang menawarkan sehari penuh bertualang di sana.

Berikut beberapa Destinasi wisata di Mozambik:

Taman Limpopo
Taman Limpopo merupakan bagian dari besar Limpopo Transfrontier Park , menjadi taman perdamaian yang akan menghubungkan Limpopo National Park, dan Taman Nasional Kruger di Afrika Selatan.

Disamping itu, juga ada Gonarezhou National Park , Manjinji Pan Sanctuary dan Safari di area yang meliputi di Zimbabwe , serta daerah antara Kruger dan Gonarezhou, tanah komunal Sengwe di Zimbabwe dan wilayah Makuleke di Afrika Selatan.

Taman Nasional Limpopo mencakup area seluas 11 ribu kilometer persegi di Mozambik, sekitar lebih dari dari dua kali ukuran negara bagian Rhode Island. Lokasi perlindungan ini dikenal sebagai habitat alami badak putih (Ceratotherium Simum) di Afrika.

Pemba
Pemba yaitu, sebuah kota di pesisir Samudera Hindia di Mozambik timur laut, dan ibukota administratif Provinsi Cabo Delgado. Berpenduduk 141 316[1] jiwa (2007). Kota ini didirikan pada tahun 1904 dengan nama Porto Amélia, dan memperoleh namanya yang sekarang sejak tahun 1975.

Pemba terkenal untuk arsitektur kolonial Portugis, dan merupakan tujuan utama untuk olahraga air dan penggemar diving sebagai terumbu karang terletak dekat dengan pantai.

Pemba telah semakin menjadi tujuan wisata, khususnya untuk kelas menengah atas Mozambik dan Afrika Selatan, dan penerbangan internasional dan fasilitas baru yang muncul terus.

Bazzaaruto Archipelago
The Bazaruto Archipelago terdiri dari lima pulau indah yakni, Bazaruto, Benguerra, Magaruque, Santa Carolina dan Bangue. Lokasi itu benar-benar salah satu tujuan paling indah di benua Afrika.

Daerah ini sekarang dilindungi sebagai kawasan konservasi dan Taman Nasional, termasuk terumbu karang yang mengelilingi pulau-pulau, sehingga satu-satunya cadangan laut resmi di negara ini.

Taman ini salah satu yang terbesar di Samudera Hindia dan prestasi penting dalam konservasi laut global. Surga hampir tak tersentuh di bumi, nusantara telah mendapatkan reputasi sebagai ‘Mutiara dari Samudera Hindia

Azura Quilalea
Azura Quilalea Private Island yakni sebuah permata tersembunyi, di suatu tempat untuk mundur sejenak dari keramaian dan hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, dengan ‘Robinson Crusoe’ gaya terbuang santai dan bersahaja yang menghadirkan kenyamanan dan pengalaman yang ditawarkan untuk 9 villa pinggir laut.

Azura Quilalea yakni area termewah kedua di Samudera Hindia Retreat dari kelompok Azura Retreats, membawa merek dagang gaya Afrika-chic Azura untuk Quilalea Private Island, pribadi, sepenuhnya tak berpenghuni.

Pulau surga tersebut dikelilingi oleh air murni dari daerah perlindungan laut Quirimbas Archipelago. Quilalea adalah tempat yang paling cocok untuk persembunyian mewah pribadi. Ini merupakan surga yang tersentuh.

(sumber)

Objek Wisata Eksotis, Sabang Jadi Tempat ‘Tampung Dolar’ Pariwisata


Pariwisata Sabang

Jakarta, Aktual.co — Tugu Nol Kilometer Indonesia, panorama alam bawah laut, benteng peninggalan Portugis dan Jepang serta aneka kuliner khas Aceh itu menyebabkan Sabang menjadi daya tarik untuk dikunjungi.

Akrabnya Sabang di telinga wisatawan, menyebabkan setiap orang rasanya tidak lengkap jika belum menginjakkan kakinya ke Pulau Weh, kalau sudah berkunjung ke Aceh.

Sejumlah objek lain yang menarik dan menjadi tujuan untuk dikunjungi di Sabang, seperti Pantai Iboih, Pulau Rubiah, Pantai Gapang, wisata selam, air terjun, dan wisata vulkanik.

Namun, Sabang tidak hanya menarik karena keindahan panorama alamnya, tapi pulau yang berjarak sekitar 14 mil laut dari Kota Banda Aceh itu juga dikenal sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang.

Predikat kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang itu disandangnya setelah pemerintah melahirkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000. Dengan status tersebut diharapkan pertumbuhan ekonomi Sabang bisa lebih cepat.

Di kawasan Sabang yang wilayahnya juga mencakup Pulau Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, pemerintah membentuk Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS). Setiap tahunnya, pemerintah mengalokasikan anggaran rata-rata mencapai Rp250 miliar untuk dikelola BPKS.

Sebagian besar dana pembangunan kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang itu terserap untuk pembangunan infrastruktur pelabuhan, jalan dan pembebasan lahan.

Namun, alokasi dana untuk menjadikan Sabang sebagai kota pelabuhan dinilai tidak cocok dengan pertimbangan antara lain masih besar biaya dibutuhkan guna mewujudkannya, selain juga areal yang dibutuhkan kurang cukup.

Komisi VI DPR RI memberikan dukungan terhadap pembangunan berbagai infrastruktur di kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas Sabang.

“Kita memberikan dukungan penuh terutama terkait program pembangunan di kawasan Sabang untuk memacu pertumbuhan ekonomi Aceh secara menyeluruh,” kata ketua tim Komisi VI DPR RI Azam Azman Natawijaya, belum lama ini.

Azam mengatakan, kawasan pelabuhan dan perdagangan Sabang memiliki potensi yang cukup besar khususnya bidang pariwisata, dan itu harus serius dikembangkan terutama oleh pemerintah daerah dan BPKS.

“Tinggal bagaimana Gubernur Aceh harus berbicara dengan Pemerintah Pusat. Kita juga berharap program pengembangan kawasan Sabang ini harus benar-benar dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi tidak hanya Sabang tapi juga Aceh,” kata politisi Partai Demokrat itu.

Namun, kata dia, Pemerintah Aceh dan BPKS perlu mengkaji ulang proyek dermaga sepanjang 425 meter yang awalnya akan diperuntukkan bagi pelabuhan internasional di Sabang.

“Coba dikaji kembali apakah dermaga ini cocok untuk Hub Port atau tidak. Itu perlu dikaji kembali, mungkin lebih cocok untuk pelabuhan sandar bagi kapal-kapal pesiar,” kata dia menjelaskan.

Selain itu, syarat lain untuk Hub Port adalah memiliki areal penumpukan peti kemas minimal seluas 15 hektare, sementara yang ada saat ini hanya enam hektar.

Khusus untuk pembangunan dermaga ini saja, pemerintah melalui APBN telah menggelontorkan anggaran hampir mencapai Rp1 triliun dari total dana yang dialokasikan untuk BPKS sebesar Rp2,8 triliun, kata dia.

Undang-Undang Nomor 37/2000, Azam menyebutkan telah memberikan kebebasan bagi BPKS untuk mengelola.

Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijaya mengatakan sebaiknya pembangunan kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang itu fokus pada pengembangan sektor pariwisata.

“Saya menyarankan kepada Pemerintah Aceh dan Pemkot Sabang sebaiknya fokus di sektor pariwisata daripada mengembangkan kawasan itu sebagai pelabuhan internasional,” katanya.

Apalagi, kata politisi Partai Demokrat itu, Sabang memiliki potensi besar di sektor pariwisata. Karenanya, Kota Sabang juga berpotensi dijadikan “pintu gerbang” bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Aceh.

“Sabang banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan, dan bisa memberdayakan masyarakat. Oleh karena itu, saya sependapat jika Sabang fokus pariwisatwa. Kalau yang lain, misalnya perdagangan dan pelabuhan, saya rasa sulit bisa berkembang,” katanya.

Azam menjelaskan, pihaknya akan mendukung sepenuhnya pengembangan sektor pariwisata khususnya di Sabang. “Saya berharap, Gubernur Aceh dan BPKS untuk mengajukan anggaran pengembangan sektor pariwisata kawasan Sabang. Kami akan mendukung jika ada program untuk itu,” katanya.

Di pihak lain, Wakil Ketua Komisi VI DPR itu juga menyatakan kurang yakin jika kawasan Sabang itu dijadikan sebagai pelabuhan internasional dikarenakan terbatasnya lahan yang dimiliki BPKS di kawasan Teluk Sabang.

“Investasi untuk pembangunan dermaga saja sudah menghabiskan dana sekitar Rp1 triliun. Itu baru 50 persen realisasinya. Sementara lahan penumpukan barang atau gudang sangat terbatas yakni sekitar enam hektare. Idealnya lahan untuk itu dibutuhkan 50 hektare,” katanya.

Harus Fokus Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Abdurrahman Ahmad mengatakan Pemerintah Aceh harus fokus membangun pariwisata Sabang agar kepulauan tersebut benar-benar bisa berkembang dengan baik untuk menarik lebih banyak kunjungan wisatawan di masa mendatang.

“Kita mendukung sepenuhnya pengembangan Sabang menjadi daerah tujuan wisata. Karena itu, diharapkan Pemerintah Aceh lebih fokus membangun berbagai fasilitas pendukungnya,” katanya.

Apalagi, politisi Partai Gerindra itu mengatakan arus kunjungan wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara ke Sabang terus meningkat dari tahun ke tahun, dan kondisi tersebut menjadi modal awal untuk mengembangkan pariwisata di Pulau Weh itu.

Menurutnya, keseriusan Pemerintah Aceh, dan Pemkot Sabang serta BPKS sangat menentukan Pulau Weh itu berkembang dengan baik, terutama di sektor pariwisata.

“Siapkan program yang detail dan terencana dengan matang, serta juga penyediaan dana cukup untuk membangun berbagai fasilitas pendukung kemajuan sektor pariwisata Sabang,” kata dia.

Meningkatnya kunjungan wisatawan itu karena Sabang memang memiliki potensi besar untuk sektor periwisata, misalnya terkait keindahan alam, pantai yang berpasir putih, situs peninggalan zaman Portugis, Belanda dan Jepang.

“Namun, dari berbagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi, keindahan alam bawah laut Sabang cukup menjadi daya pikat lain bagi wisatawan,” katanya.

Karena itu, Abdurrahman menjelaskan potensi alam yang merupakan modal tersebut harus dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan berkunjung ke Sabang.

Untuk itu, tugas pemerintah, kata dia, membangun fasilitas pendukung, termasuk kelancaran transportasi laut dari Kota Banda Aceh ke Sabang, serta pembukaan rute penerbangan ke pulau tersebut.

“Jangan sampai, wisatawan dalam jumlah banyak, misalnya yang menggunakan paket tur itu mau ke Sabang, ternyata tidak ada kapal untuk menyeberangkan mereka. Itu jangan sampai terjadi. Karenanya, pemerintah perlu meyakinkan swasta untuk berinvestasi bidang transportasi tersebut,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Pahlevi mendukung usulan anggota DPR RI agar Sabang dapat dijadikan sebagai “pintu gerbang” masuknya wisatawan ke Aceh.

“Kita dukung mewujudkan Sabang sebagai kawasan wisata untuk mempercepat pembangunan di wilayah tersebut, namun perlu juga alokasi anggaran yang cukup untuk membangun berbagai fasilitas pendukungnya,” katanya.

Menurutnya, idealnya memang Sabang dijadikan sebagai kawasan wisata menyusul meningkatnya setiap tahun arus kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara.

Data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sabang menyebutkan sedikitnya 234.000 lebih wisatawan nusantara dari berbagai daerah di Tanah Air mengunjungi pulau itu periode Januari-Oktober 2013.

“Arus kunjungan wisatawan terutama dari berbagai daerah baik di Aceh maupun provinsi lain di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun,” kata Reza.

Sabang telah dijadikan sebagai salah satu daerah tujuan wisata masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir atau pascatsunami melanda Aceh 26 Desember 2004.

Wisatawan nusantara yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di Kota Sabang, di antaranya dari komunitas, selain keluarga. Lama menginap wisatawan di Pulau Weh rata-rata tiga sampai empat hari.

Selain itu, juga disebutkan tercatat 4.100 wisatawan mancanegara berkunjung ke Sabang pada Januari-Oktober 2013. Kunjungan wisatawan mancanegara itu juga terjadi peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sabang itu rata-rata dari Eropa dan Malaysia. Mereka dari berbagai profesi, dan memiliki hobi melakukan penyelaman di perairan laut Sabang.

Untuk 2014, Reza memperkirakan terjadinya kenaikan arus kunjungan wisatawan ke Sabang. Tahun ini, pertumbuhan sektor pariwisata Sabang cukup mengembirakan yang ditandai meningkatnya usaha perhotelan, dan penginapan yang dikelola masyarakat.

Meski demikian, pengembangan sektor pariwisata Sabang tidak berjalan mulus, tapi tetap menghadapi tantangan, terutama terkait pelayanan dan infrastruktur yang belum memadai, termasuk transportasi dan informasi.

Kamis, 02 Juli 2015

‘Building Batavia’ Kisahkan Peninggalan Bangunan Kolonial di Era Modern

Peninggalan bangunan sejarah masa kolonial Belanda


Jakarta, Aktual.co —  Sutradara Justin Ong yang telah memproduksi berbagai film dokumenter kini membuat tayangan ‘Building Batavia’ yang berkisah tentang bagaimana Batavia dibangun sebagai penanda masa kolonial yang ditinggalkan pada era modern Jakarta.
Keterangan pers dari saluran televisi History menyebutkan “Building Batavia” akan mengulas beberapa tempat yang dibangun kolonial Belanda di masa lampau yang sebagian bangunannya kini masih utuh.
Sutradara peraih “Penyutradaraan Terbaik” di Asian Television Awards dan “Film Budaya Dokumenter Terbaik” di Malaysian Documentary Awards untuk film “Fight Master Silat” itu akan menampilkan pelabuhan Sunda Kelapa yang menjadi rumah bagi salah satu armada pelayaran perdagangan paling berpengaruh yang terakhir di dunia, sebagai cikal bakal kapal-kapal yang pernah mengirimkan pala senilai milliaran dolar ke Batavia untuk dikirim ke Eropa.
Toko Merah, rumah yang dibangun pada masa awal kolonial Belanda juga Restoran Oasis yang menghidangkan makanan ala pesta bangsawan Belanda juga diulas dalam “Building Batavia”.
Selain itu, Museum Sejarah Jakarta yang pernah digunakan sebagai balai kota Batavia pun menjadi salah satu tempat yang akan dikunjungi di dokumenter tersebut. “Kemajuan teknologi pesawat tanpa awak memungkinkan produser untuk memasukkan berbagai gambar dari udara ke dalam film dokumenter ini yang memberikan pemandangan unik berbagai bangunan tua yang terletak di antara bangunan-bangunan modern,” kata keterangan pers dari History.
“Buiding Batavia” tayang perdana pada 31 Desember di saluran History dalam siaran televisi berbayar Indonesia. Justin Ong telah menyutradarai dan memproduksi film-film dokumenter untuk berbagai penyiaran internasional seperti The National Geographic Channel, The Doscovery Channel, NHK dan HISTORY.
Justin juga telah menulis dan menyutradarai serial bisnis-realita untuk BBC Worldwide dan Channel News Asia. Film dokumenter karya Justin, “Subak” telah diputar di MIPDOC 2008 di Cannes dan dipamerkan di Asian Art Biennial di National Museum of Fine Arts, Taiwan.

Bunga Bangkai Tak Berbau Mekar di Dekat Kawasan Wisata Ubud





Jakarta, Aktual.co — Bunga Bangkai yang tumbuh kerdil di pekarangan rumah milik Ni Nyoman Sari di Banjar Sema, Payangan, dekat kawasan wisata Ubud, Kabupaten Gianyar-Bali, atau 35 kilometer timur laut Denpasar sudah mulai mekar, Jumat (12/12).
Anehnya Bunga Bangkai berwarna merah marun itu, tidak mengeluarkan bau busuk seperti bunga sejenis tempo dulu, yang tumbuh di semak-semak atau di areal pekuburan umum, dan tidak kelihatan ada lalat bangkai (buyung besar).
Nyoman Sari mengatakan, hampir setiap tahun ada beberapa kuntum bunga bangkai tumbuh di pekarangannya dan sekarang hujan baru turun sejak beberapa hari, sudah muncul Bunga Bangkai yang lazim disebut penduduk setempat bunga Sueg.
“Tahun lalu ada tiga bunga sejenis tumbuh di pekarangan ini,” kata Nyoman Sari sambil menyebutkan bunga itu mekar hampir bersamaan dengan bunga Wijaya Kusuma yang mekar hanya satu jam pada pukul 23.00 waktu setempat.
Bunga Bangkai tidak mengeluarkan bau busuk seperti cerita masyatakat tempo dulu, sedangkan bunga wijaya yang mekar pada tengah malam berwarna putih bersih menyebarkan bahu harum dan enak dicium, tutur Nyoman wanita setengah baya tersebut.
Bunga jenis langka yang saat dijumpai masih kuncup itu, kini sudah mekar dan tidak menyebarkan bau busuk, kurang mendapat perhatian dari khalayak, akibat masyarakat sendiri umumnya tidak mengerti akan keberadaan tanaman tersebut.
Ia mengatakan, bunga yang muncul di pekarangan rumah itu dinilai sebagai jenis langka. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Bunga Lading yang bisa menyebarkan bau busuk. Jadi wajar kurang mendapat perhatian dari masyarakat.
Apalagi tanaman yang dianggap langka itu, pada saat musim hujan sering ditemukan berkembang di antara semak-semak di beberapa kawasan di Pulau Dewata dan yang lebih dikenal hanya bunga yang berjenis Rafflesia Arnoldi. Namun sejatinya tanaman tersebut memiliki 170 jenis bunga bangkai yang hidup di seluruh dunia, 25 species di antaranya hidup di Indonesia khususnya di wilayah Bengkulu dan Sumatera.

(sumber)

5 Negara Usulkan Kota Pekalongan sebagai ‘Kota Kreatif Dunia’


Kota Pekalongan


Jakarta, Aktual.co —  Sebanyak lima kota di lima negara yang tergabung sebagai anggota lama jejaring ‘Kota Kreatif Dunia’ merekomendasikan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sebagai Kota Kreatif Dunia Unesco, kata Wali Kota Pekalongan, Basyir Achmad.

“Lima kota tersebut, adalah Icheon, Korea Selatan; Aswan, Mesir; Santa Fe, Amerika Serikat; Hangzhou, Tiongkok; dan Kanzawa, Jepang,” katanya di Pekalongan, Kamis (11/12).

Ia mengatakan bahwa keberhasilan Kota Pekalongan meraih prestasi sebagai kota berkategori seni dan rakyat ini harus bisa dipertahankan dengan melaporkan semua kegiatan yang berkaitan dengan potensi yang dimiliki daerah, khususnya kerajinan batik.

“Jika kita tidak mampu mempertahankan prestasi itu maka lembaga Unesco bisa mencabut penghargaan itu kembali,” katanya.

Ia mengatakan untuk meraih penghargaan dari lembaga Unesco itu, pemkot mengajukan persyaratan pada lembaga pendidikan dan kebudayaan dunia itu.

Akan tetapi, kata dia, pengajuan persyaratan pada lembaga pendidikan dan kebudayaan dunia itu tidak langsung bisa diterima karena harus ada kriteria-kriteria yang dipenuhi.

“Namun, dengan adanya dukungan dari semua pihak, seperti masyarakat, pelaku kerajinan dan SKPD maka pada 1 Desember 2014 Kota Pekalongan mendapatkan pengharggaan dari Unesco sebagai Kota Kreatif Dunia. Ada 27 kota dari 19 negara dunai menerima penghargaan Kota Kreatif Dunia dari Unesco,” katanya.

Menurut dia, untuk mempertahankan penghargaan dari Unesco, pemkot setempat berupaya melakukan kegiatan promosi dan menetapkan mata pelajaran batik di tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah kejuruan.

“Selain itu, kami juga akan menyelenggarakan kegiatan workshop untuk melestarikan kerajinan batik, bahkan ingin mengundang desainer nasional untuk menyelenggaran kontes busana muslim dunia,” katanya.


(sumber)

Sisa Bangunan Masa Penjajahan di Angola Jadi Daya Tarik Turis Asing

 
Museum Perbudakan di Republik Angola

Jakarta, Aktual.com — Republik Angola merupakan sebuah negara yang terletak di wilayah Afrika bagian barat daya. Angola berbatasan dengan Namibia, Republik Demokratik Kongo, Zambia dan Samudra Atlantik.

Cabinda, sebuah provinsi Angola berbentuk eksklave, berbatasan dengan Republik Kongo. Luas wilayah Angola hampir dua kali luas pulau Borneo; menempati peringkat ke-22 sedunia (setelah Niger dan sebelum Mali).

Negara ini merupakan salah satu produsen kopi utama di dunia dan termasuk negara terkaya di Afrika berkat sumber alamnya, terutama bijih besi, intan, dan tembaga.

Tak hanya itu, negara ini nyatanya juga memiliki beberapa tempat wisata menarik yang menjadi tujuan para turis mancanegara.
Luanda City
Ibu kota Angola, Luanda, ternyata mengalahkan Tokyo sebagai kota termahal bagi para ekspatriat. Survei terbaru dari Mercer menyebutkan, bahwa biaya hidup di kota kaya minyak berkatogeri miskin di benua Afrika itu sangat mahal.

Dalam survei tahunan terbaru Mercer Worldwide Survey Cost of Living yang dirilis kemarin, Tokyo, yang dikenal sangat teratur dalam tata kota dan kesehariannya, harus puas di posisi kedua setelah Luanda. Kota Afrika lainnya Ndjamena (Chad), yang sarat kekerasan berada di peringkat ketiga kota termahal di dunia.

Survei yang dilakukan terhadap 214 kota di lima benua itu mengukur perbandingan sekitar 200 item biaya hidup dalam setiap lokasi. Menurut Mercer, pada survei tahun ini kota- kota di negara berkembang sebenarnya lebih mahal bagi ekspatriat untuk ditinggali, dibanding kota di negara Barat seperti New York atau Washington DC.

Augostinho Neto Mausoleum
Di Luanda,  Anda wajib melihat struktur tugu seperti, menjulang penembakan di atas seluruh kota. Jika Anda penasaran ingin tahu apa itu dan mengapa itu ada, ini adalah makam yang didedikasikan untuk Augustinho Neto, Presiden pertama Angola yang membantu dalam perjuangan kemerdekaan Angola.
Fortaleza de São Miguel
Dibangun pada 1576, wilayah itu menjadi pusat administratif Luanda selama bagian awal pemerintahan kolonial dan merupakan kota mandiri untuk garnisun militer awal dan memegang tempat penting bagi budak. Ini berisi ubin dinding berornamen rincian sejarah kota bersama dengan banyak relik, seperti meriam dan sel-sel induk asli budak

National Museum of Slavery (Museum Perbudakan)
Museum ini memiliki banyak foto dari para budak dan Luanda selama hari-hari perbudakan. Bangunan museum adalah Capa de Casa Grande, yang mana mereka dibaptis budak sebelum mengirimkan mereka ke Amerika.

National Museum of Natural History
Sebuah museum yang dipenuhi dengan ribuan spesies hewan, termasuk ikan, burung, crustaceons, dan serangga. Banyak dari hewan langka yang ditampilkan, dan beberapa bahkan punah. Museum ini melakukan pekerjaan impecable menampilkan jumlah besar organisme beragam yang mendiami dan sekali dihuni bangsa ini
Fortaleza de São Pedro da Barra
Sebuah benteng yang melayani berbagai keperluan sepanjang sejarah. Awalnya dibangun pada abad ke-17 untuk melindungi daerah tersebut dari penjajah. Ketika perdagangan budak dimulai, kemudian digunakan sebagai menyimpan untuk para budak sampai mereka siap untuk mengirim mereka pergi.

Sepanjang Angola perjuangan untuk kemerdekaan melawan Portugal dari 1961-1975, bertempat benteng nasionalis yang ditangkap dan kemudian dipaksa menjadi kamp kerja paksa.


Rabu, 01 Juli 2015

Incar Turis, Pulau Nusa Lembongan Tawarkan Resort Menawan

 

Jakarta, Aktual.co — Nusa Lembongan hanyalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara Pulau Bali, yang secara administratif pemerintahan masuk wilayah Kabupaten Klungkung bersama dua pulau kecil lainnya, Nusa Ceningan dan Nusa Penida.

Pulau tandus dengan struktur pantai karang berpasir putih itu, dihuni sekitar 4.000 jiwa. Mata pencaharian utama penduduk setempat adalah petani rumput laut dan pariwisata. Perkembangan pariwisata di pulau dengan panjang 4,6 kilometer dan lebar 1-1,5 km itu sangat menjanjikan.

Wisatawan mancanegara terus mengalir ke pulau itu jika sudah jenuh menikmati eksotik wisata di Pulau Bali. Pulau yang letaknya sekitar 11 kilometer tenggara Bali itu, dapat dicapai dengan perahu cepat hanya dalam tempo 30 menit setelah “berperang” melawan ganasnya Selat Badung.

Sekitar 30 wartawan dari Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sempat merasakan derasnya arus dan gempuran ombak di Selat Badung dari Pantai Sanur menuju Nusa Lembongan untuk mengikuti pelatihan wartawan yang diselenggarakan Bank Indonesia dari 5 – 7 Desember 2014.

Saat mendarat di pantai Nusa Lembongan, kisah pertama yang muncul dari para wartawan adalah soal ketangguhan kapal cepat menerjang dan menghantam alunan gelombang dalam kecepatan tinggi saat melintasi Selat Badung yang memisahkan Pulau Bali, Pulau Lembongan, Nusa Penida dan Nusa Ceningan.

Ada yang tertawa kegirangan, ada pula yang senyum memelas yang hanya menunjukkan bahwa semua rombongan tiba pulau tujuan dengan selamat. “Saya hampir mabuk laut sehingga memilih tidur meski hanya sekadar dengan menutup mata,” kata Aloysius Tani dari RRI Kupang, mengisahkan perjalanan laut selama 30 menit itu.

Ketika semua rombongan melangkah perlahan menuju “Batu Karang Resort” untuk beristirahat sambil menunggu acara pembukaan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali Nusara Bali Benny Siswanto, sejumlah rombongan wartawan dari NTT memilih untuk berdiskusi tentang sosok Nusa Lembongan.

Sosok pantai Nusa Lembongan, tidak jauh beda dengan struktur pantai karang di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mereka sedikit tertegun ketika melihat sebuah resort indah dan menawan yang bernama “Batu Karang Resort” itu dibangun di atas ongokan batu karang.

Gugusan karang yang tidak berbentuk itu, seakan disulap oleh seorang investor dari Australia untuk membangun resort tersebut. Situasi inilah yang kemudian mendorong para wartawan dari NTT itu untuk berdiskusi sejenak mengenai sosok Nusa Lembongan.

“Mengapa pemerintahan kita (Kota Kupang) tidak sanggup menghadirkan para investor untuk mengelola pantai karang yang ada menjadi daerah tujuan wisata,” ujar Apolonia Mathilde Dhiu, wartawati dari Harian Pos Kupang.

“Pemerintah Kota Kupang perlu melakukan studi banding di Nusa Lembongan dalam hal penataan pariwisata, bagaimana memanfaatkan potensi yang ada menjadi daerah tujuan wisata yang menarik,” tambah Agus Baja dari sebuah radio swasta di Kupang dalam diskusi tersebut.

Dalam pandangan Nia, demikian Apolonia Mathilde Dhiu disapa, kehebatan pengelolaan pariwisata di Nusa Lembongan itu, karena adanya inovasi dan kreativitas dari pemerintah setempat dalam menata kawasan pantai untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata yang menggoda setiap wisatawan.

Kupang yang tidak memiliki objek wisata dan hanya dijadikan sebagai tempat transit bagi wisatawan mancanegara untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada di Pulau Flores, Sumba, Rote dan Alor, bisa memanfaatkan potensi pantai karang yang ada menjadi sebuah kawasan wisata.

“Mungkin dengan cara itu, wisatawan lebih lama bertahan di Kupang sebelum menikmati objek wisata lainnya yang tersebar di berbagai wilayah provinsi kepulauan ini,” ujar Ferdinan Talok dari Harian Timor Express Kupang.

Nusa Lembongan hanya terdiri dari dua desa yakni Desa Lembongan dan Desa Jungubatu. Desa Lembongan membawahi enam dusun dan 12 banjar adat, yang wilayahnya berada di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Keenam dusun yang menyokong Desa Lembongan tersebut adalah Dusun Kawan, Kaja, Kelod, Kangin, Ceningan Kawan dan Ceningan Kangin.

Desa Lembongan memiliki sejumlah objek wisata yang menarik wisatawan seperti pantai berpasir putih, goa alam dan buatan yang unik, tebing laut yang menantang, serta rawa-rawa yang penuh misteri.

Sejumlah pantai yang menggoda selera wisatawan di Desa Lembongan antara lain Pantai Tanjung Sanghyang, Dream Beach, Selagimpak, Selambung, Sunset Beach, Pemalikan, dan Lebaoh (pantai pusat rumput laut).

Objek wisata lainnya adalah Rumah Bawah Tanah (Underground House) Gala-gala, Goa Sarang Walet Batu Melawang, Art Shop Center Buanyaran, Rawa-rawa Pegadungan, dan lokasi romantis Kolong Pandan Sunset Park.

Bali memang dikenal sebagai salah satu pulau wisata terbaik di dunia sehingga wisatawan dunia menyebutnya “The Best Exotic Destination”. Karena itu berbagai tempat yang indah di Bali dikembangkan menjadi tempat wisata.

Salah satu area wisata baru yang kini mulai banyak dikenal adalah pesona keindahan Nusa Lembongan. Meski hanya sebuah pulau kecil, Nusa Lembongan mampu menyuguhkan berbagai macam fasilitas rekreasi. Di pulau yang hampir berhimpitan dengan Nusa Penida dan Nusa Ceningan itu, memiliki laut nan jernih sehingga menjadi arena mainan wisatawan.

Pulau itu sangat dikenal luas oleh para peselancar (surfer) dunia serta para penyelam, karena memiliki beraneka terumbu karang yang eksotik serta arena diving yang memikat.

Nusa Lembongan tidak hanya memiliki “Batu Karang Resort”, tetapi ada juga Lembongan Beach Club and Resort, Lembongan Sunset Coin, NusaBay By Lembongan, Lembongan Cliff Villas, Lembongan Island Beach Villas, Poh Manis Lembongan, Nunuks Lembongan Bongalows dan The Well House Lembongan Island.

Semua resort dan bungalow tersebut dibangun di atas onggokan karang yang merayap di sepanjang pantai pulau itu. Para investor yang bergerak di sektor pariwisata menjadi sangat tertarik untuk mengembangkan pulau tersebut sebagai salah satu alternatif untuk menampung wisatawan yang jenuh menikmati eksostik wisata di Pulau Bali.

“Seandainya onggokan-onggokan karang di sepanjang pantai Kota Kupang ini dikelola dengan baik, maka bukan tidak mungkin Kupang menjadi salah satu pilihan wisatawan untuk menikmati objek wisata pantai. Kini tinggal inovasi dan daya kreasi pemerintah daerah, bagaimana upaya untuk memajukan pariwisata di daerah ini,” ujar Nia dalam nada lembut saat hendak meninggalkan Nusa Lembongan menuju Sanur, Bali.

Dibalik Kisah Pulau Nusa Lembongan yang Eksotis

 
Pulau Nusa Lembongan

Jakarta, Aktual.co — Jakarta, Aktual.co —  Nusa Lembongan hanyalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah tenggara Pulau Bali, yang secara administratif pemerintahan masuk wilayah Kabupaten Klungkung bersama dua pulau kecil lainnya, Nusa Ceningan dan Nusa Penida.

Pulau tandus dengan struktur pantai karang berpasir putih itu, dihuni sekitar 4.000 jiwa. Mata pencaharian utama penduduk setempat adalah petani rumput laut dan pariwisata. Perkembangan pariwisata di pulau dengan panjang 4,6 kilometer dan lebar 1-1,5 km itu sangat menjanjikan.

Wisatawan mancanegara terus mengalir ke pulau itu jika sudah jenuh menikmati eksotik wisata di Pulau Bali. Pulau yang letaknya sekitar 11 kilometer tenggara Bali itu, dapat dicapai dengan perahu cepat hanya dalam tempo 30 menit setelah “berperang” melawan ganasnya Selat Badung.

Sekitar 30 wartawan dari Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sempat merasakan derasnya arus dan gempuran ombak di Selat Badung dari Pantai Sanur menuju Nusa Lembongan untuk mengikuti pelatihan wartawan yang diselenggarakan Bank Indonesia dari 5 – 7 Desember 2014.

Saat mendarat di pantai Nusa Lembongan, kisah pertama yang muncul dari para wartawan adalah soal ketangguhan kapal cepat menerjang dan menghantam alunan gelombang dalam kecepatan tinggi saat melintasi Selat Badung yang memisahkan Pulau Bali, Pulau Lembongan, Nusa Penida dan Nusa Ceningan.

Ada yang tertawa kegirangan, ada pula yang senyum memelas yang hanya menunjukkan bahwa semua rombongan tiba pulau tujuan dengan selamat. “Saya hampir mabuk laut sehingga memilih tidur meski hanya sekadar dengan menutup mata,” kata Aloysius Tani dari RRI Kupang, mengisahkan perjalanan laut selama 30 menit itu.

Ketika semua rombongan melangkah perlahan menuju “Batu Karang Resort” untuk beristirahat sambil menunggu acara pembukaan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali Nusara Bali Benny Siswanto, sejumlah rombongan wartawan dari NTT memilih untuk berdiskusi tentang sosok Nusa Lembongan.

Sosok pantai Nusa Lembongan, tidak jauh beda dengan struktur pantai karang di Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mereka sedikit tertegun ketika melihat sebuah resort indah dan menawan yang bernama “Batu Karang Resort” itu dibangun di atas ongokan batu karang.

Gugusan karang yang tidak berbentuk itu, seakan disulap oleh seorang investor dari Australia untuk membangun resort tersebut. Situasi inilah yang kemudian mendorong para wartawan dari NTT itu untuk berdiskusi sejenak mengenai sosok Nusa Lembongan.

“Mengapa pemerintahan kita (Kota Kupang) tidak sanggup menghadirkan para investor untuk mengelola pantai karang yang ada menjadi daerah tujuan wisata,” ujar Apolonia Mathilde Dhiu, wartawati dari Harian Pos Kupang.

“Pemerintah Kota Kupang perlu melakukan studi banding di Nusa Lembongan dalam hal penataan pariwisata, bagaimana memanfaatkan potensi yang ada menjadi daerah tujuan wisata yang menarik,” tambah Agus Baja dari sebuah radio swasta di Kupang dalam diskusi tersebut.

Dalam pandangan Nia, demikian Apolonia Mathilde Dhiu disapa, kehebatan pengelolaan pariwisata di Nusa Lembongan itu, karena adanya inovasi dan kreativitas dari pemerintah setempat dalam menata kawasan pantai untuk menjadikannya sebagai destinasi wisata yang menggoda setiap wisatawan.

Kupang yang tidak memiliki objek wisata dan hanya dijadikan sebagai tempat transit bagi wisatawan mancanegara untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ada di Pulau Flores, Sumba, Rote dan Alor, bisa memanfaatkan potensi pantai karang yang ada menjadi sebuah kawasan wisata.

“Mungkin dengan cara itu, wisatawan lebih lama bertahan di Kupang sebelum menikmati objek wisata lainnya yang tersebar di berbagai wilayah provinsi kepulauan ini,” ujar Ferdinan Talok dari Harian Timor Express Kupang.

Nusa Lembongan hanya terdiri dari dua desa yakni Desa Lembongan dan Desa Jungubatu. Desa Lembongan membawahi enam dusun dan 12 banjar adat, yang wilayahnya berada di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Keenam dusun yang menyokong Desa Lembongan tersebut adalah Dusun Kawan, Kaja, Kelod, Kangin, Ceningan Kawan dan Ceningan Kangin.

Desa Lembongan memiliki sejumlah objek wisata yang menarik wisatawan seperti pantai berpasir putih, goa alam dan buatan yang unik, tebing laut yang menantang, serta rawa-rawa yang penuh misteri.

Sejumlah pantai yang menggoda selera wisatawan di Desa Lembongan antara lain Pantai Tanjung Sanghyang, Dream Beach, Selagimpak, Selambung, Sunset Beach, Pemalikan, dan Lebaoh (pantai pusat rumput laut).

Objek wisata lainnya adalah Rumah Bawah Tanah (Underground House) Gala-gala, Goa Sarang Walet Batu Melawang, Art Shop Center Buanyaran, Rawa-rawa Pegadungan, dan lokasi romantis Kolong Pandan Sunset Park.

Bali memang dikenal sebagai salah satu pulau wisata terbaik di dunia sehingga wisatawan dunia menyebutnya “The Best Exotic Destination”. Karena itu berbagai tempat yang indah di Bali dikembangkan menjadi tempat wisata.

Salah satu area wisata baru yang kini mulai banyak dikenal adalah pesona keindahan Nusa Lembongan. Meski hanya sebuah pulau kecil, Nusa Lembongan mampu menyuguhkan berbagai macam fasilitas rekreasi. Di pulau yang hampir berhimpitan dengan Nusa Penida dan Nusa Ceningan itu, memiliki laut nan jernih sehingga menjadi arena mainan wisatawan.

Pulau itu sangat dikenal luas oleh para peselancar (surfer) dunia serta para penyelam, karena memiliki beraneka terumbu karang yang eksotik serta arena diving yang memikat.

Nusa Lembongan tidak hanya memiliki “Batu Karang Resort”, tetapi ada juga Lembongan Beach Club and Resort, Lembongan Sunset Coin, NusaBay By Lembongan, Lembongan Cliff Villas, Lembongan Island Beach Villas, Poh Manis Lembongan, Nunuks Lembongan Bongalows dan The Well House Lembongan Island.

Semua resort dan bungalow tersebut dibangun di atas onggokan karang yang merayap di sepanjang pantai pulau itu. Para investor yang bergerak di sektor pariwisata menjadi sangat tertarik untuk mengembangkan pulau tersebut sebagai salah satu alternatif untuk menampung wisatawan yang jenuh menikmati eksostik wisata di Pulau Bali.

“Seandainya onggokan-onggokan karang di sepanjang pantai Kota Kupang ini dikelola dengan baik, maka bukan tidak mungkin Kupang menjadi salah satu pilihan wisatawan untuk menikmati objek wisata pantai. Kini tinggal inovasi dan daya kreasi pemerintah daerah, bagaimana upaya untuk memajukan pariwisata di daerah ini,” ujar Nia dalam nada lembut saat hendak meninggalkan Nusa Lembongan menuju Sanur, Bali.

(sumber)

Yuk Intip Pekerjaan Ilmuwan Amerika dalam Lestarikan Mumi Mesir


Minirdis, Mumi dari Mesir, berusia 2500 tahun

Jakarta, Aktual.co — Ilmuwan Amerika, JP Brown sedikit berlega, saat memasukkan benda peninggalan sejarah dunia, Minirdis, Mumi dari Mesir, berusia 2500 tahun, ke dalam peti kayu, dan berjalan lancar.

Konservator Museum dari Chicago AS bersama tiga ilmuwan lainnya terpilih untuk mengangkat dan memasukkan Mumi ke dalam peti kayu yang rapuh. Memakai sarung tangan kedokteran warna biru, mereka perlahan-lahan mengangkat jasad Mumi ke meja laboratorium. Lalu, mengatur kelembaban suhu peti, dan mensterilkannya.

“Menakjubkan, ‘oh my god’ saya merasa gugup untuk mengangkatnya,” kata Brown.

Para ilmuwan  yang sudah bekerja untuk konservasi Mumi Minirdis, sejak Jumat lalu, sukses membawa harta sejarah berharga ‘the son of a stolist priest’ tersebut dengan selamat.

Sebelumnya, jasad Mumi itu pernah ditampilkan dalam pameran ‘Mummies: Images of the Afterlife’, di Natural History Museum, di kota Los Angeles, pada September lalu.  Mumi wajib dibalsem untuk menempuh perjalanan panjang berikutnya ke Museum of Nature and Science, Denver, pada musim gugur 2016 mendatang.

Untuk diketahui, The Field Museum telah memiliki Mumi sejak tahun 1920-an silam, ketika Lembaga Sejarah itu menerimanya dari Chicago Historical Society. Mumi tersebut bagian dari koleksi Museum dengan 30  koleksi mumi manusia dari Mesir.

“Selalu ada risiko kerusakan,” kata Brown, yang bekerja di laboratorium, dengan meja pemeriksaan plastik tertutup, dimana anak-anak sekolah menyaksikan pekerjaannya sehari-hari dari bilik jendela besar. 

“Jadi kami ingin selalu mengurangi resiko rusak sekecil mungkin,” ujarnya.

Di dalam peti mati, Mumi kemungkinan tubuhnya akan rusak. CT scan, yang menghadirkan foto X-Ray, memungkinkan para ilmuwan untuk melihat ke dalam peti mati sebelum membukanya.

Gambar dari dalam peti menampilkan kaki Mumi atau sebagian jari-jari kakinya tidak menjulur keluar. Bila kain kafan atau masker Mumi ada yang robek atau memutar ke arah yang salah, itu juga akan diperbaiki oleh ilmuwan.

Brown bersama rekannya menjamin serta memastikan, debu-debu tidak akan keluar saat Mumi dimasukkan atau dibuka. “Itu tidak akan terjadi.”

Berjalan di sekitar peti mati Mumi saat dibuka, Brown menjelaskan makna dari tanda, warna tertentu pada kain kafan, atau emas berlapis emas pada topeng.

Kata Brown, Minirdis ketika hidupnya, nantinya akan menjadi seorang imam seperti ayahnya. Namun demikian, para ilmuwan tidak tahu mengapa dia meninggal begitu muda.

 “Pekerjaan semacam ini harus telaten, penuh dengan perencanaan yang matang dan dites terlebih dahulu sehingga para ilmuwan siap untuk hal-hal di luar dugaan, kata Molly Gleeson, yang bekerja meneliti Mumi, di laboratorium artefak pelestarian mumi Mesir, di Philadelphia .

“Mumi adalah individu yang unik. Mereka benda-benda sejarah unik,” katanya.

“Tidak ada lagi yang seperti mereka (Mumi). Jika kerusakan itu terjadi, kita tidak bisa meletakkan segala sesuatu kembali bersama-sama persis seperti kondisi sebelumnya.”

(sumber)

Rasakan Sensasi Menginap di Hotel Nuansa Harry Potter



Jakarta, Aktual.co — Anda pecinta film Harry potter? Dan ingin merasakan hal nyata seperti asrama yang ada pada novel dan film Harry Potter? Tempat berikut ini tidak boleh Anda lewatkan.
Sebuah hotel bernama Georgian House di London menawarkan kamar bertema sihir yang dinamai “Wizard Chambers”. Jika Anda menginap di Hotel tersebut, Anda dapat menikmati kamar dengan interior bergaya gotik dan seketika itu pula Anda seolah berada di Leaky Cauldron. Setiap ruangan yang ada di hotel tersebut dilengkapi dengan 2 tempat tidur kayu, botol racun, kuali dan aksen-aksen Hogwarts lainnya.
Selain fasilitas bertema sihir, Georgian House hotel juga menawarkan tiket untuk “Muggle Walking Tour” yang memungkinkan Anda berjalan-jalan ke Stasiun 9 3/4 Cross dan Studio Warner Brothers. Untuk menikmati “Wizard Chambers” lengkap dengan sarapan dan tur, Anda perlu merogoh kocek USD584 atau setara dengan Rp7 jutaan per malam. Namun, jika Anda datang berdua dan tidak menginginkan tur, Anda hanya perlu membayar USD336 (setara Rp4 jutaan).
Lebih lanjut, jika Anda belum puas menginap di hotel bernuansa Harry Potter, Sekolah Sihir “Harry Potter” di Universal Studio Orlando yang telah dibuka pada 8 Juli lalu dapat menjadi pilihan untuk melepas rasa rindu akan film Harry Potter. Di sekolah tersebut Anda bisa mengunjungi Gringgots yang dapat membantu mereka mengambilkan benda ajaib seperti dalam serial film “Harry Potter”.



(sumber)

Tarik Wisatawan, Pemkot Ternate Bangun Museum Rempah



Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara, membangun Museum rempah yang akan menjadi tempat penyimpanan dan dokumentasi benda, data, dan berbagai informasi terkait sejarah keberadaan rempah di daerah ini.
Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate Rinto Thaib mengatakan di Ternate, sejak ratusan tahun silam sampai sekarang Ternate dikenal sebagai penghasil rempah, khususnya cengkih dan pala.
Negara-negara Eropa, seperti Portugis, Spanyol dan Belanda datang ke Ternate pada abad ke-15 karena keberadaan rempah itu, bahkan karena keberadaan rempah itu pula yang menjadikan Ternate sebagai salah satu pusat perdagangan utama di Asia pada masa lampau.
Oleh karena itu, kata Rinto Thaib, Pemkot Ternate perlu membangun museum rempah sehingga masyarakat Ternate sekarang dan masa datang bisa mendapatkan data dan informasi yang jelas mengenai sejarah keberadaan rempah di daerah ini.
Selain itu, keberadaan museum rempah tersebut nantinya juga bisa menjadi sarana penelitian mengenai rempah oleh mahasiswa dan peniliti serta menjadi daya tarik bagi wisatawan, khususnya dari negera yang pernah menjajah Ternate.
Ia mengatakan, museum rempah tersebut akan dibangun di kawasan Benteng Orange dengan memanfaatkan salah satu bangunan yang ada di dalamnya, sehingga keberadaannya sangat sesuai dengan benteng sebagai salah satu simbol peninggalan kolonial di Ternate.
Dalam Museum tersebut tidak hanya menyajikan berbagai data dan informasi mengenai rempah, tetapi juga benda-benda lainnya yang memiliki nilai sejarah, seperti miniatur kora-kora, yakni sejenis perahu tradisional yang dulunya digunakan untuk berbagai keperluan seperti kapal perang dan sarana penyebaran Islam.
“Di sekitar Museum rempah tersebut akan ditanam pula cengkih dan pala, sehingga pengunjung yang datang, khususnya wisatawan yang belum melihat fisik cengkih dan pala bisa langsung melihatnya di lokasi itu,” katanya, Jumat (28/11)

(sebelum kira datang duluan)

Serasa Naik Pesawat Terbang Saat Menaiki Kereta Cepat ke Bukit Bendera-Malaysia (Bag. 2)



Jakarta, Aktual.co — Telinga terasa berat seperti layaknya naik pesawat terbang di kala kereta cepat yang membawa rombongan Forum Silaturahmi Kulaan banjar Banua (FSKB) dan penumpang lainnya menaiki Bukit Bendera di Kota Penang, negeri Penang, Malaysia.
Hanya saja gerbong yang ditumpangi tersebut terlalu sesak oleh pengunjung, sehingga pandangan tak leluasa melihat kiri dan kanan yang berada di tengah hutan lebat bukit yang menjadi objek wisata andalan tanah Melayu tersebut.
Dari perjalanan naik kereta listrik cepat dari bawah ke puncak Bukit Bendera setinggi 830 meter itu, gerbong beberapa kali berhenti, saat itu tampak suasana alam hutan yang masih alami, aneka tanaman hutan seperti layaknya hutan tropis yang ada di Banua (Kalimantan Selatan).
Anggota FSKB, Mohamad Ary yang juga ketua rombongan dalam perjalanan muhibah ini menuturkan, setelah melakukan perjalanan selama sembilan hari 17-26 Oktober 2014 banyak pengalaman yang didapat dalam upaya menyambangi pemukiman-pemukiman Suku Banjar yang berada di negeri seberang tersebut.
Dalam beberapa kali pertemuan antara kedua belah pihak sepakat menjalin persaudaraan yang lebih dekat, dengan tujuan eratkan hubungan kekeluargaan yang selama ini agak terputus, sekaligus sebagai wadah atau wahana bagi siapa saja dikedua belah pihak untuk mencari juriat di dua negara berbeda tersebut.
Menurut Mohamad Ary, banyak Suku Banjar yang sudah lama bermukim di Malaysia ingin mencari juriat keluarga yang ada di banua asal Kalimantan selatan, tetapi setelah hubungan lama terputus sekarang sudah kehilangan jejak untuk mencari juriat tersebut.
Atau sebaliknya warga Banua di kalsel yang sudah kehilangan jejak pula untuk mencari juriat keluarga yang madam (merantau) ke Malaysia puluhan bahkan ratusan tahun silam.
Melalui FSKB dan Kulaan Malaysia inilah akan menjadi jembatan bagi mereka yang terputus hubungan keluarga tersebut untuk saling mengetahui kedua belah pihak, dan kalau perlu dipertemukan.
Sebagai Contoh saja, Mdnoh Rahidin keturunan Banjar Kalsel yang lama tinggal di Negeri Malaka, yang sempat menitikkan air mata setelah bertemu dengan rombongan FSKB tersebut.
Sebab ia tahu cerita keluarga hanya dari almarhum ayahnya yang sudah lama meninggal dunia, dan ayahnya berpesan ia harus mencari juriat keluarga yang ada di Indonesia, tetapi untuk mencarinya ia sendiri tidak mengerti harus bagaimana karena tak pernah ke Indonesia, apalagi ke Kalimantan Selatan.
Dalam kunjungan tersebut rombongan FSKB disambut dengan hangat para warga di beberapa lokasi tersebut, bahkan sempat menyaksikan festival budaya Banjar di Bukit Melintang.
Rombongan juga sempat bertemu dengan Mr Craig warga Amerika Serikat yang tinggal di Malaysia yang ternyata mendalami dan mahir bahasa Banjar.
Rombongan juga bertemu dengan tokoh masyarakat Banjar batu pahat, Jaini Musa yang ingin bertemu dengan para juriatnya yang berada di Kalsel.
Bahkan dalam perjalanan muhibah ini rombongan FSKB ikut dalam parade mobil Kulaan Adventure Team ke lokasi wisata peranginan.
Di Bukit Melintang, rombongan sempat menjenguk dua orang sepuh Suku Banjar yang sudah ujur dengan usia hampir satu abad yang dipercaya sebagai sepuh Suku Banjar yang dulunya membuka hutan wilayah Bukit Melintang sebagai kawasan pemukiman Suku Banjar.
FSKB juga bertemu dengan Rektor Universitas Islam Azlan Shah Nordin Kardi asli suku Banjar, serta Prof Jamil Hasim yang juga keturunan Banjar asal Lampihong, sepakat melakukan kerja sama pendidikan dengan FSKB yang sebagian anggotanya adalah anggota Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin.
Rombongan juga disambut hangat kulaan Banjar Malaysia di Desa Sungai Manik yang 80 persen penduduknya juga sebagai petani padi atau disebut pekerja bandang adalah orang Banjar yang membuka lahan sejak ratusan tahun silam.

(sumber)

Serasa Naik Pesawat Terbang Saat Menaiki Kereta Cepat ke Bukit Bendera-Malaysia (Bag. 1)




Jakarta, Aktual.co — Telinga terasa berat seperti layaknya naik pesawat terbang di kala kereta cepat yang membawa rombongan Forum Silaturahmi Kulaan banjar Banua (FSKB) dan penumpang lainnya menaiki Bukit Bendera di Kota Penang, negeri Penang, Malaysia.
Hanya saja gerbong yang ditumpangi tersebut terlalu sesak oleh pengunjung, sehingga pandangan tak leluasa melihat kiri dan kanan yang berada di tengah hutan lebat bukit yang menjadi objek wisata andalan tanah Melayu tersebut.
Dari perjalanan naik kereta listrik cepat dari bawah ke puncak Bukit Bendera setinggi 830 meter itu, gerbong beberapa kali berhenti, saat itu tampak suasana alam hutan yang masih alami, aneka tanaman hutan seperti layaknya hutan tropis yang ada di Banua (Kalimantan Selatan).
Selain itu juga tampak Kota Penang dari kejauhan dimana terdapat sebuah bangunan semacam menara tinggi yang menjadi ikon kota, serta air laut yang membiru dan pantai di kota yang didominasi penduduk etnis Tionghoa, Melayu, dan India tersebut.
Dari puncak, para wisatawan bisa menikmati pemandangan ke bawah seluruh pulau bahkan juga ke seberang laut Berdasarkan catatan, Bukit Bendera merupakan sebuah kawasan parlemen di negara bagian Pulau Pinang, negara Malaysia.
Pulau Penang yang dihubungkan dengan sebuah jembatan menyeberangi laut sekitar 25 kilometer ini terletak di antara negeri Kedah dengan negeri Perak di utara Semenanjung Malaysia.
Bukit bendera setinggi mendekati satu kilometer di atas Georgetown, puncak Bukit Bendera (Bahasa Inggris: Penang Hill) menyediakan tempat nyaman yang memungkinkan wisatawan menikmati sejuknya puncak bukit yang penuh dengan pepohonan.
Hutan di kiri dan kanan rel kereta cepat tersebut terlihat aneka tanaman pakis, palma, enau, risi, serta aneka pohon yang selayaknya ada di hutan tropis.
Bukit ini secara umum bersuhu 15-25 derajat celsius, di lokasi ini terdapat taman yang menyenangkan, pondok bergaya tua, restoran, kuil, serta Masjid Muslim di puncaknya.
Bukit Pulau Penang ini sebenarnya juga digelari Bukit Strawberry karena penghasil buah stroberi, lokasi ini dengan kondisi alam dan suhu ternyata ideal bagi pengembangan buah stroberi.
Ketika sampai di puncak seluruh pengunjung turun dari kereta listrik tersebut, dan ternyata di puncak terdapat hamparan daratan yang luas semacam lapangan basket, dan terdapat banyak kendaraan roda dua.
Di puncak tersebut juga ada bangunan dua lantai, di dalamnya terdapat rumah makan aneka makanan dan minuman, serta toko-toko barang-barang cinderamata, serta kantor-kantor petugas.
Dari ratusan bahkan ribuan pengunjung yang berjejal di puncak bukit tersebut tampak terlihat aneka bangsa, ada yang berkulit putih, kulit kuning, kulit hitam semuanya menyatu di lokasi tersebut.
Saat di puncak perut terasa lapar dan dahaga, hampir semua anggota rombongan FSKB mencari makanan untuk mengobati rasa haus dan lapar, dengan memesan makanan dan minuman.
Ada kekhawatiran pengunjung akan mahalnya harga makanan dan minuman di lokasi tersebut, tetapi setelah melihat harga menu-menu makanan dan minuman ternyata relatif murah, seperti nasi goreng hanya RM5,- atau sekitar Rp20 ribu.
Melihat objek wisata ini menimbulkan komentar pengunjung yang menyatakan Malaysia itu memang hebat dalam mengemas wisatanya.
Setelah hampir dua jam menikmati puncak Bukit Bendera, rombongan sepakat turun. Dalam perjalanan turun terasa lebih nyaman.
Kunjungan FSKB selama di Malaysia beberapa objek wisata di kunjungi selain di Bukit Bendera juga ke Melaka River Cruise, Negeri Melaka.
Persaudaraan Rombongan FSKB datang ke Malaysia dalam kaitan lawatan dan silaturahmi ke pemukiman Suku Banjar asal Kalsel yang sudah puluhan bahkan ratusan tahun tinggal di negeri tersebut.
Dalam kunjungan FSKB tersebut, beberapa lokasi kawasan pemukiman Suku Banjar di Malaysia, seperti di Bukit Malintang Negeri Sembilan, Sungai Manik, Began Serai, Bagan Datuk negeri Perak, dan beberapa negeri termasuk di Penang.
FSKB sepakat mengeratkan tali persaudaraan dengan Pertubuhan Kulaan Banjar Malaysia setelah melakukan pertemuan di negara jiran tersebut.

(sumber)

Menikmati Indahnya Wisata “Melaka River Cruise” di Negeri Jiran



Jakarta, Aktual.co — Mentari pagi bersinar cerah menyinari kawasan Melaka River Cruise, sebuah sungai kecil di tengah Kota Melaka, Malaysia, tetapi dipenuhi dengan taman-taman bunga, lampu-lampu hias, serta aneka bangunan tua yang dibentuk sedemikian rupa.

Sebanyak 19 orang anggota Forum Silaturahmi Kulaan Banjar Banua (FSKB), melakukan lawatan ke negeri penuh dengan warisan budaya dunia itu.

Pekan lalu, rombongan FSKB itu berjalan kaki dari penginapan menuju tepian sungai yang berada di tengah-tengah bangunan bersejarah, kemudian masuk dalam sebuah tempat khusus untuk membeli tiket atau karcis.

Tiketnya seharga 15 ringgit Malaysia atau sekitar Rp60 ribu untuk masuk di sebuah dermaga Sungai Melaka untuk ikut dalam wisata susur sungai.

Setelah semua rombongan membeli tiket, akhirnya rombongan masuk ke sebuah kapal yang dirancang sedemikian rupa dan dinakhodai seorang wanita melayu berjilbab.

Selama sekitar 40 menit perjalanan susur sungai, rombongan bisa menikmati aneka pemandangan dari lokasi tersebut seraya mendengarkan sebuah suara pemandu wisata yang tampaknya hanya dari sebuah kaset rekaman (tape recorder) yang menjelaskan satu per satu bangunan atau taman dan apa saja yang dilalui dalam wisata unik itu.

Patut diduga demikian (kaset rekaman), sebab dalam kapal wisata berupa spead boat yang dirancang sedemikian itu selain penumpang hanya ada seorang nakhoda yang tampak tidak berucap apa-apa.

Kapal wisata ini berlayar tidak terlalu laju menyusuri sungai yang di kiri dan kanan terdapat berbagai perkampungan yang disebut sebagai Kampung Morten, yaitu perkampungan melayu asli Melaka.

Menurut penjelasan rekaman yang dibunyikan di kapal tersebut, Kampung Morten adalah perkampungan tradisional Melayu yang sampai sekarang masih eksis. Yang paling kentara tentu saja dari arsitektur perumahan Melayu.

Konon, masyarakat kampung ini pun masih mengamalkan cara hidup tradisional Melayu, karena itu kampung ini disebut-sebut sebagai museum hidup dan dinamakan Kampung Morten dari seorang JF Morten yang dulunya membangun kampung ini.

Selain kampung Melayu itu, dilalui pula Jonker Walk, China Town, Kampung India, dan beberapa kampung lagi yang semuanya memberikan kesan menyenangkan.

Dalam pelayaran ini, pengunjung bisa melihat replika The Eye on Malaysia, yaitu kincir. Konon The Eye on Malaysia dulunya berada di Kuala Lumpur. Namun pada tahun 2008, kincir ini dipindahkan ke Melaka.

Akibat terjadi sengketa antara pemerintah Malaysia dengan pemiliknya, sebuah perusahaan Belgia, maka pada 2010 kincir ini berhenti beroperasi.

Karena yang dipajang di pinggir sungai Melaka sekarang ini adalah replikanya, tentu saja bagi pelancong yang datang ke Melaka tetap bisa menjajal kincir ini. Namun terlihat tinggi replika ini tidak setinggi kincir aslinya yang mencapai 60 meter.

Selain replika kincir air dan benteng di pinggir sungai lengkap dengan meriam yang mengelilingi benteng, terdapat pula replika kapal Portugis bernama Flor De La Mar.

Mohamad Ary, ketua rombongan FSKB yang dikenal sebagai anggota Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin kepada Antara saat pelayaran tersebut menyatakan salut atas pembenahan sungai di kota peradaban Melayu itu.

“Nah ini kota di Melaka yang memakai konsep kota hijau (green city) di mana-mana terlihat taman-taman kota, termasuk di pinggir sungai yang kita lalui ini, terdapat jalan sepeda, terdapat ruang terbuka hijau, dan pembenahan sungai menjadi green river,” kata Mohamad Ary.

Melihat kenyataan ini sudah selayaknya kota Banjarmasin, ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia, yang dikenal dengan sebutan “kota seribu sungai” dibenahi seperti layaknya sungai di Melaka ini.

“Banjarmasin ‘kan terdapat 74 sungai yang masih baik, dan itu hendaknya diciptakan sebagai konsep kota hijau seperti layaknya di Melaka ini, yakni pembenahan sungai sesuai peruntukannya selain drainase, alat transportasi, tempat wisata, dan keindahan kota melalui taman-taman bunga pinggir sungai,” kata Wakil Ketua FKH Banjarmasin ini.

Pernah kumuh Belum lagi bangunan yang ada di kiri dan kanan sungai dibentuk dengan konstruksi sedemikian rupa, terutama bermuka rumah kemuara sungai, sehingga bangunan rumah atau bangunan lain bukan menciptakan kekumuhan, tetapi justru memperindah sungai.

Saat pelayanan susur Sungai Melaka tersebut, pengunjung disuguhi aneka pemandangan, seperti rumah-rumah penduduk yang diberi aneka warna, jembatan-jembatan melengkung.

Beberapa jembatan tersebut disebut jembatan Tan Boon Seng Bridge, Chan Boon Cheng Bridge, Ghostbridge of Melaka, Old Market Bridge dan Jalan Hang Tuah Bridge.

Jembatan-jembatan inilah saksi bisu kejayaan Melaka sampai dengan jatuh bangunnya Melaka dalam pendudukan para penjajah.

Selain itu juga banyak terdapat bangunan-bangunan “guest house”, juga terlihat Menara Taming Sari yang menjadi kebanggaan kota Melaka.

Dalam perjalanan ke kota ini rencananya rombongan FSKB menyinggahi menara Taming Sari ini, tetapi karena desakan waktu, maka singgah ke menara ini pun diurungkan.

Berdasarkan ceritanya, Menara Taming Sari ini adalah gyro tower pertama dan masih satu-satunya di Malaysia.

Pengunjung setelah membeli tiket seharga 20 Ringgit Melaysia bisa memasuki sebuah ruangan bundar yang berporos pada tiang menara. Ruangan inilah yang membawa pengunjung untuk naik ke atas menara.

Ruangan ini bisa berputar 360 derajat untuk mengakomodasi pengunjung agar bisa menikmati pemandangan panorama kota Melaka. Beberapa bangunan heritage seperti Stadhuys dan St Paul Church bisa dilihat dari atas menara.

Selain itu, pemandangan Selat Melaka, Sungai Melaka, dan gedung-gedung tinggi juga terlihat menarik dari atas menara Taming sari.

“Duduk di atas ruangan menara yang ber-AC sambil melihat pemandangan-pemandangan tersebut merupakan pengalaman yang mengasyikkan,” kata Zainal Wahab warga Negeri Perak menceritakan pengalamannnya naik Menara Taming sari kepada Antara saat bersama-sama dalam wisata susur sungai.

Di kota yang tidak terlalu luas tetapi diwarnai dengan kehidupan para turis yang berdatangan dari berbagai penjuru dunia ini, pendatang bisa pula menikmati naik becak khas Melaka.

Becak di kota ini dirancang hanya untuk wisatawan, maka becak diberi banyak asesoris dan bunga warna-warni dan aneka bentuk hingga terlihat unik oleh pengunjung, dan setiap becak dilengkapi dengan tape rekorder yang menyetel aneka lagu melayu atau lagu negara lainnya secara full music.

Atau, bagi wisatawan yang suka jalan kaki, bisa kemana-mana di kota ini hanya berjalan kaki, karena jarak antar wilayah relatif tak terlalu jauh, selain itu disediakan sarana jalan untuk para pejalan kaki.

Untuk penginapan seperti hotel cukup menjamur di kota ini, ditambah tersedianya banyak penginapan berupa guest house murah meriah tersebar di sepanjang Sungai Melaka.

Pada malam hari, penginap bisa nikmati duduk di kafe pinggir sungai atau di belakang guest house seraya menikmati tenangnya Kota Melaka.

Berdasarkan sebuah cacatan lagi, sekitar abad 15, sungai Melaka ini memiliki arti penting untuk transportasi barang-barang perdagangan. Kejayaan kerajaan Melaka tidak bisa dipisahkan dari sejarah panjang sungai ini.

Sungai Melaka ini tidak serta merta menjadi secantik sekarang. Ternyata sungai ini pernah kumuh, kotor, dan jorok. Namun karena keseriusan pemerintah dan masyarakat Melaka, sekarang para wisatawan yang datang ke Melaka bisa ikut merasakan nostalgia sejarah sungai ini dalam paket wisata Melaka River Cruise.

Hal yang bisa dilihat keseriusan pemerintah dalam merawat dan mempercantik sungai ini adalah walaupun sudah banyak bangunan-bangunan modern yang berada di pinggir sungai, tetapi tetap saja ada deretan pepohonan mangrove di tepi sungai.

(sumber)

Barus, Jejak Masuknya Islam di Sumatera Utara



Medan, Aktual.co —Kecamatan Barus di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, namanya mungkin sudah tak asing lagi bagi turis domestik. Karena Barus yang dahulu juga dikenal dengan sebutan Fansur itu kini menjadi salah satu lokasi destinasi wisata, khususnya, wisata religi.
Dilirik dari catatan sejarah, sejak abad 1-17 Masehi, ajaran agama Islam telah tumbuh dan berkembang di Barus. Catatan itu kemudian menguatkan bahwa awal masuknya ajaran Islam di Indonesia pertama kali berada di Barus.
Pun, dalam sejumlah literatur beberapa negara di abad itu, di antaranya literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syria, Armenia dan China, Barus kerap disebutkan sebagai daerah yang dikenal sebagai daerah perdagangan. Walau beberapa pandangan menyebutkan pada masa itu, pengembangan Islam belum sampai pada ajaran sholat, masih sebatas pengajaran tentang Allah, Nabi dan Islam itu sendiri.
Selain literatur itu, di Barus hingga kini masih bertahan makam para syekh yang berjasa menyebarkan agama Islam di Barus. Diantaranya, Makam Mahligai dimana dimakamkan Syekh Rukkunuddin yang diperkirakan berusia 102 tahun dan wafat di tahun 48 Hijriyah. Selain Syekh Rukkunuddin, terdapat ratusan makam lainnya, yang diyakini adalah makam para pengikut-pengikutnya.
Kemudian, makam Papan Tinggi dimana Syekh Mahmud dan 5 pengikutnya terdiri dari 2 perempuan dan 3 laki-laki dimakamkan. Syekh Mahmud diperkirakan wafat ditahun 44 Hijriyah diusia muda, yakni 50 tahun. Makam Syekh diperkirakan sudah berusia 1.396 tahun, dan ditemukan diperkirakan tahun 1939.
Selain dua makam itu, juga terdapat sejumlah makam syekh lainnya yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Barus. Di antaranya, makam Syekh Tuan Ambar, Syekh Ibrahim Syah, Syekh Mahdum, Syekh Kayu Manang, Syekh Tuan Pinago, Syekh Tuan Kinali dan Syekh Tuan Jantikan.
“Sebenarnya, selain kedua syekh di dua makam yang sering dikunjungi, mereka ini (Syekh) ada ratusan, semua memang turut ikut serta menyebarkan Syiar Islam, tapi yang masuk dalam hitungan Aulia ada 44 orang. ‎Dan yang 44 ini belum ditemukan semuanya, itu yang saya katakan untuk bisa dibantu misalnya penelitian lebih lanjut mencari lokasi-lokasi makam Aulia lainnya yang belum ditemukan,” ujar juru kunci makam Papan Tinggi, Usman Pasaribu kepada Aktual.co.
Kedua makam itu berada di dua desa berbeda. Makam Mahligai berada di desa Dakka, dari pusat Kecamatan Barus ditempuh perjalanan berkendara hanya 15 menit saja. Dipersimpangan Makam, jalan sedikit menanjak berliku.
Tiba di gerbang Makam Mahligai, akan terlihat ratusan nisan di atas tanah seluas setengah hektar yang diukir bergaya arab. Beberapa diantaranya diukir lengkap dengan lafal-lafal islam berbahasa arab kuno. Sementara sebagian lainnya, hanya merupakan nisan batu biasa berbentuk bulat lonjong, namun tetap terkesan kuno.
Untuk masuk ke dalam makam, pengunjung tidak dipatok tarif, hanya jika ingin bersedekah atau ber-infaq untuk biaya perawatan makam. Kepada pengunjung juga diberi beberapa larangan, di antaranya tidak diperkenankan memakai sepatu atau sendal, tidak boleh duduk di atas makam, serta himbauan untuk tidak meminta kepada arwah, karena meminta hanya kepada Allah SWT.
Berbeda dengan Makam Mahligai, Makam Papan Tinggi berada di Desa Pananggahan. Jaraknya lebih dekat dari pusat Kecamatan Barus, meski untuk menuju makam tidak semudah menuju makam Mahligai. Pasalnya selain berjalan kaki di jalan setapak sejarak 300 meter, perjalanan kaki kembali harus ditempuh menaiki 700 lebih anak tangga dengan kemiringan 70 derajat.
Soal tarif, pengunjung juga tidak dipatok, hanya sekedar infaq atau sedekah yang sebagian akan digunakan untuk biaya perawatan Makam.
“Yang mengelola langsung warga sekitar secara bergantian,” ujar juru kunci makam, Usman Pasaribu.
Tiba di lokasi makam yang berada di 200 meter di atas permukaan laut itu, tersaji ‘view’ lautan dan beberapa pulau diteluk Sibolga yang cantik. Terlihat juga hamparan hutan dan sawah hijau, tak lupa sembari rehat sejenak dibawah 7 pohon jambu keling yang berusia ratusan tahun didalam lokasi makam. Jangan lupa, masuk kedalam makam, lepaskan sepatu atau sendal dipakai.
Di dalam makam seluas sekitar 10×20 meter di puncak bukit itu, akan terlihat makam Syekh Mahmud berukuran panjang 7 meter lebih juga dengan batu nisan bertuliskan lafal arab. Bersebelahan dengan makam Syekh Mahmud, terdapat 5 makam pengikutnya yang tersusun berdekatan. Bagi pengunjung yang membacakan ayat-ayat Alqur’an, dilokasi makam disediakan beberapa Alqur’an mini.
Para pengunjung, memiliki kebiasaan tersendiri sebelum meninggalkan makam, yakni mengikatkan kain, plastik atau tali, yang dipercaya sebagai mitos tanda sudah pernah menginjakkan kaki di lokasi spiritual itu.
“Kita kemari memang kemari sama bos dari perusahaan, mau bernajar karena target bulan ini tercapai. Mengikatkan‎ sesuatu dipohon atau dipagar itu, mitos, tanda kita sudah pernah kemari,” ujar seorang pengunjung asal Aceh, Yati.
Diingatkan, masuk para pengunjung untuk tidak berbuat sembarangan, misalnya membuang sampah atau bahkan berfikiran dan bertindak yang senonoh. Pasalnya, tak jarang, pengunjung mengalami hal-hal aneh.
“Pernah diserang lebah satu kelompok semuanya, ada juga kesurupan, pulang dari atas, sering kejadian aneh, pernah magrib, nisan itu bersinar,” tutur Usman.
Makam Papan Tinggi membutuhkan sejumlah renovasi, utamanya lokasi parkir, shelter di anak-anak tangga dan Toilet. Renovasi itu agaknya sudah direncanakan oleh pemerintah setempat.
“Sudah diprogram. Untuk dibangun, diantaranya pelataran parkir, shelter tangga untuk tempat peristirahatan,” ujar Usman.

(sumber)